Cara Clone Website: 3 Metode Mudah (hPanel, Plugin, & Manual)

Melakukan perubahan pada website yang sudah online bisa menimbulkan risiko munculnya bug, terjadinya kehilangan data, atau downtime. Untungnya, Anda tidak perlu cemas karena masih ada cara clone website untuk melakukan tugas tersebut.

Dengan cara cloning website ini, Anda bisa membuat versi duplikat website dan menyiapkan lingkungan yang aman untuk merilis update dan modifikasi lainnya. Karena merupakan salinan persis website, clone juga bisa membantu memindahkan konten ke hosting atau domain lain.

Kami akan menjelaskan manfaat clone website di artikel ini, serta menunjukkan cara melakukannya menggunakan tiga metode yang berbeda. Mari mulai tutorialnya! Scroll ke bawah yuk.

Apa Manfaat Cloning Website?

Pada dasarnya, clone website adalah langkah membuat salinan website yang sepenuhnya berfungsi. Proses ini akan membuat duplikat halaman WordPress, postingan, database, dan file lainnya. Versi duplikat akan sama persis dengan aslinya, tapi tidak terikat satu sama lain.

Namun, kloning website tidak sama dengan backup website. Dengan clone website, Anda akan membuat versi kloningan website yang sudah online, sedangkan backup akan menyimpan salinan file statis yang bisa Anda restore kalau terjadi kesalahan.

Meskipun terkadang agak rumit, clone website bisa membantu Anda ketika perlu migrasi website ke hosting lain atau memindahkannya ke domain baru. Mengetahui cara copy website memungkinkan Anda memindahkan konten tanpa memengaruhi traffic yang sudah didapatkan dengan versi asli website saat ini.

Website yang dikloning juga bisa berfungsi sebagai lingkungan staging WordPress yang efektif. Karena versi kloningan tidak akan memengaruhi website yang asli, Anda bisa menggunakannya untuk mengupdate plugin, tema, dan software lainnya.

Anda juga bisa menguji kompatibilitas software dan menghindari munculnya bug secara tidak sengaja, yang mungkin menyebabkan downtime.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan praktis yang bisa dipertimbangkan untuk mempelajari cara mengkloning website:

Pada akhirnya, memahami cara clone website bisa menjadi skill yang berguna bagi developer. Anda bisa menggunakan clone sebagai lingkungan pengujian, atau melakukan perubahan pada website lokal dan menyalin versi yang sudah selesai ke server klien.

Cara Clone Website (3 Metode Mudah)

Sekarang, setelah mengetahui manfaatnya, saatnya Anda mencoba langkah-langkah cara clone website.

Dengan mengikuti panduan ini, Anda akan mempelajari cara clone website WordPress guna membuat lingkungan yang aman untuk migrasi, melakukan perubahan pada proses pengembangan, dan banyak lainnya.

1. Menggunakan Fitur Salin Website hPanel

Apabila menggunakan Hostinger, cara cloning website WordPress yang paling mudah adalah menggunakan fitur salin (copy) website. Buka bagian Website lalu pilih Kelola di samping domain yang ingin Anda gunakan:

halaman website di hpanel dengan tombol kelola yang disorot

Di sidebar kiri, temukan bagian Website lalu pilih Salin website:

bagian salin website di hpanel

Kemudian, pilih domain tujuan lalu klik tombol Mulai menyalin:

area untuk mulai menyalin website di hpanel

Perlu diingat bahwa data yang ada di domain tujuan akan ditimpa. Klik tanda centang lalu pilih Tetap mulai menyalin:

tombol Tetap mulai menyalin di hpanel

Selesai! File website dan database Anda sekarang telah disalin ke domain yang baru.

Penting! Fitur Salin website hanya berfungsi kalau kedua domain dihosting di Hostinger. Perlu diingat juga bahwa akun email, akun FTP, dan SSH key tidak akan disalin.

2. Menginstal Plugin Clone Website WordPress

Sebagai user WordPress, Anda mungkin setuju bahwa plugin bisa sangat berguna. Untuk menghindari pengeditan file core yang berpotensi merusak website, Anda bisa menginstal Duplicator.

Plugin gratis yang user-friendly ini membantu Anda clone website WordPress dan memindahkan filenya dengan mudah.

banner duplicator

Sebelum mulai menggunakan Duplicator, Anda perlu menyiapkan lingkungan lokal atau membuat akun dengan web host baru. Dengan begitu, Anda bisa menghosting kloning website setelah membuatnya.

Langkah 1: Download Package Duplicator

Di website asli Anda, instal dan aktifkan plugin Duplicator. Setelah itu, buka DuplicatorCreate New (Buat Baru).

halaman pengaturan package Duplicator di WordPress dengan tombol Create New yang disorot

Langkah ini akan memungkinkan Anda membuat package baru, berisi serangkaian file yang menggunakan installer mandiri untuk membuat dan menyiapkan versi clone website Anda.

Beri nama package untuk mulai membuatnya. Kemudian, Anda juga bisa memilih lokasi penyimpanan lain, memilih database tertentu dan mengarsipkan file, serta menyesuaikan installer.

Setelah selesai, klik Next (Berikutnya).

membuat package baru menggunakan plugin wordpress duplicator

Duplicator akan memindai website untuk mengidentifikasi apakah ada masalah yang mungkin menghentikan proses clone website. Setelah pemindaian ini selesai, Anda akan melihat laporan ringkas.

pemindaian yang sudah selesai dari Duplicator selama proses pembuatan package baru

Apabila setiap kolom mendapatkan skor Good, Anda bisa lanjut ke langkah berikutnya. Untuk menyelesaikan pembuatan kloning website, klik Build. Plugin ini akan mengompresi file database menjadi package yang bisa didownload.

pesan yang menunjukkan pembuatan build package duplicator selesai, menampilkan opsi download file package di WordPress

Anda perlu mendownload file-file ini, yaitu file website dan installer Duplicator. Anda bisa download file tersebut masing-masing secara individu atau mengklik Download Both Files (Download Kedua File).

Langkah 2: Upload File yang Sudah Dikloning

Anda perlu mengupload file-file ini ke lokasi baru untuk langkah selanjutnya. Apabila memindahkan website ke provider hosting lain, Anda bisa membuka file website dengan FTP client atau file manager hosting.

Contohnya, kalau menggunakan salah satu paket hosting dari Hostinger, Anda bisa masuk ke hPanel. Kemudian, klik Kelola di samping layanan hosting Anda. Di bagian File, pilih File Manager.

Menu File Manager di antarmuka hPanel

Selanjutnya, file manager untuk website Anda akan terbuka, yang pada umumnya lebih mudah digunakan daripada FTP client seperti FileZilla. Setelah itu, temukan direktori root, biasanya folder public_html.

folder public html di file manager hostinger

Pastikan folder ini kosong. Kemudian, klik tombol Upload di pojok kanan atas. Pada pop-up yang muncul, pilih File dan upload dua file tersebut.

Cara lainnya, Anda bisa clone website ke lingkungan lokal. Dalam hal ini, Anda bisa membuat folder baru di dalam direktori utama file server lokal.

Lokasi folder root akan bervariasi tergantung pada software lokal yang digunakan. Berikut adalah beberapa path untuk sejumlah opsi default:

  • MAMP: /Applications/MAMP/htdocs/
  • WAMP: C:\wamp\www\

Setelah menemukan direktori root, buka direktori dan buat folder baru. Di sini, Anda bisa menambahkan file installer dan file arsip yang telah dikompresi menjadi zip.

Langkah 3: Buat Database

Setiap instalan WordPress memerlukan database untuk menyimpan informasinya, jadi Anda juga perlu membuatnya untuk website yang dikloning. Di hPanel, buka DatabaseDatabase MySQL.

Di bagian atas halaman, masukkan nama database baru, username, dan kata sandi. Kami juga merekomendasikan agar Anda mencatat informasi ini karena nantinya mungkin akan diperlukan lagi. Setelah selesai, pilih Buat.

Kemudian, Anda akan melihat database baru tersebut tercantum di bagian bawah halaman. Anda bisa memilih ikon titik tiga untuk mengubah pengaturan seperti izin pengguna atau kata sandi kalau diperlukan.

Apabila menggunakan server lokal, kunjungi http://localhost/phpmyadmin/ atau http://localhost:8080/phpmyadmin/. Setelah phpMyAdmin terbuka, klik tab Databases.

membuat database mysql baru melalui server lokal

Masukkan nama untuk database Anda, lalu klik Create. Setelah memiliki database baru, lanjutkan ke langkah berikutnya.

Langkah 4: Jalankan Installer Duplicator

Setelah file dan database dikonfigurasi, saatnya menjalankan skrip installer yang dibuat oleh Duplicator. Untuk melakukannya, buka jendela browser, lalu kunjungi URL website Anda dengan menambahkan installer.php di bagian akhir.

Contohnya seperti ini:

https://contoh.tld/installer.php

Jangan lupa untuk mengganti contoh URL di atas dengan nama domain Anda sendiri. Apabila menggunakan lingkungan lokal, Anda juga perlu menggunakan alamat localhost.

Setelah mengakses alamat ini, Anda akan melihat installer Duplicator. Di bagian atas, Anda akan melihat ringkasan website yang sudah dikloning.

langkah 1 proses installer duplicator dengan bagian Overview yang ditampilkan

Pada Setup, masukkan informasi database Anda. Data ini mencakup hostname, nama database, nama pengguna, dan kata sandi Anda.

memasukkan informasi database, termasuk hostname, nama database, username, dan password selama proses penginstalan Duplicator

Sebelum Anda bisa melanjutkan proses setup website clone, Duplicator perlu mengevaluasi konfigurasinya saat ini. Untuk memulai proses ini, klik Validate.

validasi setup menunggu persetujuan pada saat penginstalan duplicator

Setelah pemindaian selesai, akan muncul hasil yang menunjukkan konfigurasi clone Anda lolos atau gagal. Dengan demikian, Anda bisa mengidentifikasi error sebelum lanjut ke proses berikutnya. Setujui Syarat dan Ketentuan program kalau tidak ada masalah yang ditemukan, lalu klik Next.

Terakhir, konfirmasikan apakah Duplicator bisa menjalankan penginstalan.

jendela konfirmasi penginstalan selama proses instal duplicator

Setelah selesai, Duplicator akan memberikan laporan mengenai proses instalasi Anda. Apabila ada error yang ditemukan, program ini akan memberitahukannya.

Langkah 2 proses installer duplicator dengan laporan hasil penginstalan yang ditampilkan

Kemudian, Anda bisa menggunakan tombol Admin Login untuk mengakses dashboard WordPress baru Anda. Setelah ini, proses penginstalan pun selesai dan Anda bisa mulai mengedit website yang sudah dikloning.

3. Melakukan Cara Kloning Website Secara Manual

Hanya lakukan cara clone website manual ini kalau Anda sudah lebih berpengalaman dalam menangani file dan database WordPress. Proses ini akan melibatkan kompresi file, ekspor database, kemudian mengupload keduanya ke lokasi baru.

Langkah 1: Kompresi File WordPress

Pertama, buka instalan WordPress Anda saat ini di FTP client atau file manager. Temukan direktori root dan pilih folder public_html.

Kemudian, Anda perlu mengompresinya menjadi file ZIP. Untuk melakukannya di file manager Hostinger, klik tombol Download. Di jendela pop-up, pilih zip.

Setelah itu, buka FTP atau file manager untuk lokasi server yang baru. Anda kemudian bisa mengupload file ZIP yang telah dikompresi ke direktori publiknya.

Cara lainnya, Anda bisa masuk ke server melalui SSH lalu membuka direktori root. Kemudian, download file ZIP yang telah dikompresi. Pastikan untuk memperbarui command ini dengan URL file Anda sendiri:

wget URL_OF_ZIP_FILE

Terakhir, unzip file tersebut menggunakan command berikut:

unzip FILE_NAME.zip

Apabila Anda mengikuti langkah-langkah ini dengan benar, semua file dan folder yang disalin akan diekstrak dan ditempatkan di lokasi yang baru.

Langkah 2: Migrasikan Database

Selanjutnya, Anda perlu mengekspor file database website asli agar bisa import file tersebut ke lokasi yang baru.

Untuk memulai proses ini, buka database manager seperti phpMyAdmin. Setelah memilih database, klik tombol Export.

tombol Export disorot seperti yang terlihat di phpMyAdmin

Kemudian, pastikan untuk memilih SQL di bagian Format. Setelah mengklik Go, database akan didownload sebagai file SQL.

mengekspor tabel dari database information_schema dengan metode Quick export yang dipilih

Sekarang, buka database manager untuk website yang baru. Seperti metode pertama, klik tab Database dan buat database baru.

Setelah membuat database baru, pilih Import. Anda sekarang bisa mengupload file database.

import file ke database baru melalui phpMyAdmin

Sekali lagi, pastikan untuk memilih SQL sebagai formatnya. Setelah mengklik Go, database asli akan diupload ke website kloningan.

Langkah 3: Update File wp-config.php

Terakhir, buka file website yang baru saja dikloning. Di file manager atau FTP client yang Anda gunakan, temukan file wp-config.php. Anda perlu melakukan beberapa perubahan pada file ini untuk memastikan instalan yang baru terkoneksi ke database yang baru.

Setelah berhasil menemukan file wp-config.php, buka file tersebut. Dengan Hostinger, Anda bisa mengedit file ini tanpa harus menggunakan editor teks.

file wp-config.php dibuka melalui text editor bawaan hPanel

Sekarang, temukan informasi database Anda di dalam file tersebut. Nama dan kata sandinya kemungkinan perlu diganti dengan kredensial database yang baru:

Berikut adalah informasi yang harus diupdate:

  • NAMA_DB – nama database
  • DB_USER – username untuk pengguna database
  • DB_PASSWORD – kata sandi database

Anda juga perlu memastikan nilai DB_HOST sudah benar. Karena nilai ini akan berbeda-beda untuk platform hosting lainnya, Anda mungkin perlu menghubungi provider Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Terakhir, kalau menduplikasi website ke domain/subdomain lain, Anda juga perlu menambahkan dua baris berikut agar cocok dengan nama domain yang baru:

define( 'WP_HOME', 'https://newdomain.tld' );
define( 'WP_SITEURL', 'https://newdomain.tld' );

Setelah selesai melakukan perubahan, pastikan untuk menyimpan file tersebut. Langkah ini akan menyiapkan clone website baru, yang bisa digunakan untuk migrasi, pengembangan, dan lainnya.

Kesimpulan

Dengan versi clone website, Anda bisa menghindari potensi risiko yang muncul akibat migrasi atau pengembangan website secara langsung. Baik masih pemula maupun sudah menjadi developer tingkat lanjut, Anda bisa menduplikasi file dan database dengan mudah.

Sebagai ringkasan, berikut adalah tiga cara clone website dengan mudah:

  1. Gunakan fitur salin website dari Hostinger.
  2. Install plugin kloning seperti Duplicator.
  3. Clone website secara manual.

Setelah melakukan salah satu langkah di atas, Anda pun akan memiliki versi kloningan website yang berfungsi sepenuhnya, yang bisa digunakan dengan aman untuk tugas-tugas terkait pengembangan dan migrasi.

Apabila masih memiliki pertanyaan atau saran, jangan ragu untuk meninggalkannya lewat kolom komentar di bawah ini, ya. Semoga berhasil!

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.