WP Super Cache vs W3 Total Cache: Mana yang Lebih Baik?

WP Super Cache vs W3 Total Cache: Mana yang Lebih Baik?

Jika Anda ingin mengembangkan WordPress menjadi situs yang efisien dan menghasilkan konversi, kecepatan merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa user akan dengan cepat menutup situs yang waktu loadingnya lebih dari dua detik.

Nah, salah satu tool yang bisa Anda gunakan untuk meningkatkan performa situs adalah tool caching. Ada banyak opsi yang bisa Anda pilih untuk meningkatkan performa situs, tapi mungkin sulit bagi Anda untuk memilih yang terbaik.

Ada dua plugin WordPress cache terbaik rekomendasi kami, yaitu:

  1. W3 Total Cache: Plugin yang kaya akan fitur dan memuat sejumlah besar pengaturan sehingga bisa dengan cermat mengonfigurasikan caching situs Anda.
  2. WP Super Cache: Plugin sederhana tapi menawarkan berbagai fitur canggih, sangat cocok untuk website dengan traffic tinggi.

Di artikel ini, kami akan mencoba menjabarkan beberapa alasan mengapa Anda harus menginstall plugin WordPress cache. Setelah itu, kami akan membandingkan WP Super Cache vs W3 Total Cache.

Mengapa Anda Harus Menginstall Plugin Cache di WordPress?

Sebelum membandingkan Wp Super Cache vs W3 Total Cache, Anda harus mengenal plugin WordPress ini terlebih dulu beserta kegunaannya. Pada dasarnya, cache adalah area akses sementara dengan kecepatan tinggi. Cache menyimpan informasi yang baru saja dibuka sehingga jika Anda mengakses informasi yang sama di lain waktu, informasi tersebut akan muncul dengan cepat. Karena itulah, caching dapat digunakan untuk menyimpan dan menampilkan versi ‘statis’ konten ke pengunjung website Anda.

Ada beberapa alasan mengapa Anda harus memasang cache di situs:

  • Meningkatkan kecepatan dan performa secara signifikan: Caching memungkinkan file yang sering diakses untuk di-fetch dari proxy cache. Dengan cara ini, proses loading akan lebih cepat dibandingkan fetch file dari data server yang jauh (remote).
  • Mengurangi penggunaan bandwith situs: kemacetan di jaringan akan semakin berkurang dan Anda dapat menghemat biaya.
  • Memastikan konten website dapat diakses kapan saja: Sebagai contoh, situs Anda tidak bisa diakses karena jaringan yang down, tetapi konten sudah terlebih dulu di-cache sehingga pengunjung masih bisa melihat dan membacanya.
  • Meningkatkan Optimasi Mesin Pencari (SEO) terhadap situs Anda: Karena mesin pencari memperhitungkan kecepatan sebagai faktor naik turunnya peringkat suatu situs, maka dengan cache, waktu loading website Anda akan dimaksimalkan.
  • Mengurangki waktu loading di server hosting: Selain meningkatkan kecepatan, cache juga dapat menaikkan limit memori server.

Karena caching menawarkan banyak kelebihan, maka sudah sepantasnya developer mengetahui plugin WordPress yang tepat agar proses caching berjalan mulus dan lebih cepat. Dua plugin terbaik WordPress yang juga sangat fleksibel dalam dunia caching adalah WP Super Cache dan W3 Total Cache.

WP Super Cache vs W3 Total Cache

Di bagian ini, Anda akan mengetahui perbedaan yang paling mencolok antara WP Super Cache vs W3 Total Cache. Selain itu, kami juga akan membahas langkah-langkah instalasi beserta fitur inti, harga, dan bantuan.

Gambaran Umum

Plugin pertama yang akan kita bahas adalah WP Super Cache:

WP Super Cache vs W3 Total Cache - Gambar header plugin WP Super Cache

WP Super Cache dibuat oleh Automattic, perusahaan yang berada di balik WordPress. Salah satu fungsi WP Super Cache adalah membuat file statis HTML sehingga server web dapat menampilkannya ke pengunjung situs. Langkah ini lebih cepat dibandingkan memproses PHP script WordPress, yang mana hanya membuang-buang waktu dan biaya.

WP Super Cache memiliki tiga metode untuk menampilkan file yang telah di-cach. ‘Expert’ adalah metode tercepat untuk memastikan jika kecepatan loading website Anda tidak akan terganggu meski menerima traffic yang tinggi (metode ini berguna untuk scalability). ‘Simple’ adalah metode yang tidak secepat ‘Expert’ tapi dapat memungkinkan file untuk ditampilkan dengan bagian yang tetap dinamis. Metode terakhir, yakni ‘WP-Cache caching” mengelola user yang masuk atau log in. Metode ini memastikan bahwa situs Anda memiliki performa yang andal ketika diakses oleh pengunjung.

WP Super Cache sangat sederhana, ringan, mudah untuk dikonfigurasikan sehingga cocok bagi pengguna yang masih baru di dunia WordPress. Di samping itu, plugin ini juga dapat disinkronisasikan dengan Content Delivery Network (CDN) guna menaikkan kecepatan situs Anda.

Plugin berikutnya yang akan kami jelaskan adalah W3 Total Cache:

WP Super Cache vs W3 Total Cache - Gambar header plugin W3 Total Cache

Sama seperti WP Super Cache, W3 Total Cache pun dapat terintegrasi dengan CDN tanpa adanya masalah. Selain itu, plugin ini pun bisa menghemat bandwidth dengan melakukan minify dan meng-compress file situs. Adanya kompresi serba guna dan pengaturan rendering di plugin ini dapat menaikkan keseluruhan kecepatan dan performa 10 kali lipat. W3 Total Cache juga menyediakan fitur yang dapat mempersingkat waktu download di situs.

W3 Total Cache berbeda dari WP Super Cache dalam hal web host agnostik. Hal ini menunjukkan bahwa plugin W3 Total Cache menawarkan solusi caching yang andal dan tidak tergantung pada provider hosting yang digunakan user. Dari sini kita bisa mengetahui bahwa plugin WP Super Cache lebih cocok digunakan di server ber-power rendah.

Karena adanya berbagai pengaturan untuk meminimalkan file JavaScript dan Custom Style Sheet (CSS) dan juga kemampuan untuk caching object, maka W3 Total Cache akan berfungsi dengan baik jika dikelola oleh user tingkat lanjut. Selain itu, plugin ini juga merupakan pilihan tepat apabila Anda hendak mengembangkan situs WordPress yang menargetkan demografis pengguna perangkat mobile karena mendukung caching untuk Accelerated Mobile Pages (AMP).

Sebelum membahas fitur apa saja yang bisa Anda temukan di WP Super Cache vs W3 Total Cache, kami akan membahas terlebih dulu kemudahan setup dari kedua plugin ini.

Kemudahan Setup

Untuk mengawali cara setting W3 Total Cache dan WP Super Cache, langkahnya sama seperti ketika hendak memasang plugin di situs WordPress Anda, buka Plugins > Add New melalui dashboard. Ketikkan nama plugin yang ingin Anda cari dan install di kolom pencarian (search bar). Klik Install Now, kemudiak pilih Activate:

Tampilan halaman dari tambah plugin baru di WordPress

Pertama-tama, kami akan membahas cara setting W3 Total Cache.

Ketika menginstall dan mengaktifkan W3 Total Cache, Anda akan melihat adanya menu Performance yang muncul di dashboard akun WordPress. Untuk menyelesaikan proses setup plugin, buka Performance > General Settingskemudian ubah pengaturan sesuai keingian Anda. Pilih Save all Settings setiap kali Anda sudah yakin degan konfigurasi yang dibuat:

Cara setting W3 Total Cache - halaman pengaturan umum

Bagi pemula, cara setting W3 Total Cache secara keseluruhan akan terasa membingungkan. Untungnya, W3 Total Cache memiliki panduan yang memuat FAQ (Frequently Asked Questions) sehingga Anda, misalnya sebagai pemula, bisa mengetahui cara terbaik untuk mengonfigurasikan atau memasang plugin ke situs WordPress.

Jika dibandingkan dengan W3 Total Cache, sebenarnya setup WP Super Cache sangatlah mudah. Setelah plugin ini berhasil diinstall dan diaktifkan, buka Settings > WP Super Cache melalui dashboard. Ada dua opsi sederhana untuk mengaktifkan atau menonaktifkan caching. Pilih opsi Caching On, kemudian klik Update Status, lalu Anda akan melihat:

Jika dibandingkan dengan W3 Total Cache, setup WP Super Cache sangatlah mudah untuk diakukan. Hal ini dikarenakan pilihan fitur yang tidak begitu banyak dan juga merupakan plugin yang cocok untuk server berdaya rendah.

Fitur

Kedua plugin ini sama-sama menawarkan fitur yang canggih untuk meningkatkan performa website dan user experience. Meskipun demikian, fitur yang ditawarkan masing-masing plugin ini memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Pertama-tama, kami akan membahas beberapa kelebihan fitur yang ada di W3 Total Cache:

  • Dapat melakukan minification terhadap banyak tipe file (HTTP, CSS, JavaScript) dan database.
  • Dapat mengimpor attachment post secara langsung ke CDN atau WordPress media library.
  • Menawarkan browser caching via Cache-Control general-header field.
  • Mendukung perangkat mobile.
  • Menawarkan caching untuk hasil pencarian dan objek database.
  • Mendukung CDN.

Kelebihan lain yang ditawarkan oleh fitur W3 Total Cache adalah adanya sertifikat Secure Socket Layer (SSL) yang ditawarkan di versi premium. SSL ini berfungsi untuk menambahkan dan meningkatkan keamanan di data yang di-cache. Di samping itu, sertifikat SSL juga berperan dalam menaikkan peringkat SEO situs.

Seperti yang telah kami sebutkan sebelumnya, W3 Total Cache dapat memasukkan script ke Accelerated Mobile Pages (AMP). Nantinya website Anda dapat diakses melalui perangkat mobile atau smartphone dan ini bisa meningkatkan performa situs.

Kekuatan utama dari plugin W3 Total Cache terletak pada pre-caching feature. Anda bisa dengan mudah mengatur interval, tempat dilakukannya catching di situs Anda, entah di disc atau memori.

Sementara itu, beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh fitur WP Super Cache adalah:

  • Extensive mod_rewrite untuk caching yang statis (secara signifikan lebih cepat dibandingkan dengan PHP-generated HTML caching).
  • Kompresi halaman yang otomatis.
  • Fungsi dasar untuk menjadwalkan cache.
  • Mendukung sistem CDN.
  • Fungsi ekspor yang mudah dikelola sehingga Anda dapat memindahkan pengaturan caching ke situs tambahan.
  • Mendukung tampilan mobile.

Di bagian-bagian tertentu, WP Super Cache lebih unggul dari W3 Total Cache. Salah satunya adalah Anda dapat mengonfigurasi pengaturan untuk mengubah aturan di mana plugin WordPress Anda dimuat. Ini berarti Anda bisa mengutamakan plugin yang lebih penting dan krusial untuk mempercepat loading website sehingga pengunjung situs Anda tidak kecewa karena waktu loading yang lama.

Lalu, manakah di antara fitur WP Super Cache vs W3 Total Cache yang terbaik? Jawabannya jelas mengacu pada fitur yang ditawarkan W3 Total Cache. Meskipun diakui memang agak membingungkan, fitur-fitur yang disediakan mampu menaikkan performa serta peringkat website Anda. Ini merupakan faktor yang sangat penting jika saat ini Anda sedang mengembangkan website bisnis atau e-commerce di WordPress.

Harga

Tahukah Anda meskipun WP Super Cache memiliki keandalan yang baik dan powerful, plugin ini bisa didapatkan dengan cuma-cuma. Yap, Anda tidak salah mendengarnya. WP Super Cache merupakan salah satu plugin yang terbaik di antara caching plugin lainnya dan Anda harus menjadikannya pilihan jika mencari plugin murah atau yang tidak berbayar.

Tak hanya WP Super Cache, Anda pun juga bisa mendapatkan versi gratis W3 Total Cache. Di versi gratis ini, Anda akan memperoleh semua fitur dan framework yang bisa dikembangkan. Plugin ini sepenunya kompatibel dengan software dari Cloudflare dan New Relic serta plugin WPML (bisa digunakan oleh situs yang menerapkan multibahasa).

Untuk versi pro W3 Total Cache, Anda harus membayar senilai $99 atau kira-kira Rp. 1.380.000,00. Fitur-fitur yang akan Anda dapatkan, seperti:

  • Fragment caching. Fitur ini memungkinkan Anda untuk mengelola caching sehingga dapat diterapkan di komponen situs yang dinamis (misalnya, halaman edit profile user untuk log-in atau halaman produk e-commerce).
  • Framework extension yang eksklusif. Pada fitur ini, pihak ketiga dapat berkontribusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di situs Anda, tanpa harus menyediakan informasi akses inti developer. Adanya kontribusi yang diberikan oleh pihak ketiga dapat secara signifikan debloat situs dan meningkatkan keseluruhan performa website Anda.
  • Genesis Framework compatibility: W3 Total Cache pro menyediakan caching yang fragmented untuk template WordPress berikut ini sehingga kecepatan loading website dapat dinaikkan hingga 60%.

Keistimewaan lain yang didapatkan dari W3 Total Cache Pro adalah user bisa membeli layanan bantuan premium. Dengan bantuan tersebut, Anda akan memperoleh performance auditing, layanan troubleshooting, dan layanan konfigurasi penuh bagi plugin. Harga untuk layanan premium ini bervariasi, mulai dari $250 sampai $350 atau kira-kira Rp. 3.480.000,00 sampai Rp. 4.870.0000,00.

Jika saat ini Anda mengacu pada harga untuk memilih manakah yang terbaik di antara Wp Super Cache vs W3 Total Cache, maka jawabannya adalah tergantung pada tipe website yang Anda buat dan kelola. Apabila, misalnya, saat ini Anda hanya membuat website bisnis sederhana, yang tentu saja tidak mengharuskan interaksi user yang tinggi, maka WP Super Cache merupakan plugin yang efisien dan murah.

Akan tetapi, jika Anda sedang mengembangkan website (atau multisite network) yang membutuhkan berbagai fitur e-commerce, maka solusi terbaiknya jatuh pada penggunaan plugin W3 Total Cache Pro. Di samping itu, plugin berbayar ini juga merupakan pilihan yang tepat jika Anda ingin meningkatkan performa situs via CDN mirroring.

Support

Support atau bantuan merupakan salah satu faktor utama yang harus dipertimbangkan saat memilih caching plugin WordPress. Terkadang, memilih caching plugin bisa menjadi hal yang menyulitkan jika Anda tidak memiliki pemahaman yang lebih mengenai plugin tersebut serta fitur yang ditawarkan (dan juga terminology atau istilah yang digunakan).

Untungnya, WP Super Cache dan W3 Total Cache menawarkan bantuan yang bisa Anda manfaatkan. Anda juga bisa mengacu pada forum bantuan di WordPress.org yang terus di-update. Baik bantuan di WordPress.org maupun bantuan dari kedua plugin tersebut sama-sama berisi FAQ yang bisa Anda baca dan pahami.

Pertama-tama, mari kita bahas fitur bantuan yang diberikan WP Super Cache. Setelah menginstall, mengaktifkan, dan membuka plugin tersebut, Anda akan melihat menu Need Help?:

Menu bantuan WP Super Cache

Di halaman menu ini, Anda dapat mengakses fitur bantuan utama yang ditawarkan plugin WP Super Cache. Selain halaman FAQ dan forum bantuan atau support, Anda juga bisa mengakses Debug Tab. Melalui fitur ini, Anda bisa memasukkan alamat IP untuk melakukan debug pada plugin sebagaimana Anda juga dapat mengatur cache untuk membersihkan data ketika error terdeteksi.

WP Super Cache di WordPress.org juga memuat rundown tentang pengaturan yang direkomendasikan. Rundown ini akan bermanfaat jika tidak ada requirement caching yang spesifik di situs Anda.

Seperti yang sudah Anda ketahui, W3 Total Cache menawarkan berbagai fitur tingkat lanjut, dan oleh karena itu, FAQ dan forum bantuannya pun lebih banyak dan meluas. Sama seperti WP Super Cache, W3 Total Cache juga menyediakan panduan dan tutorial online untuk memandu user agar bisa lebih optimal dalam mengonfigurasikan plugin ini di situs WordPress sehingga mendapatkan performa terbaik yang diinginkan.

Tidak selamanya situs WordPress Anda akan baik-baik saja setelah plugin W3 Total Cache diinstall. Akan ada saat-saat di mana error dan masalah yang kompleks bermunculan. Untungnya, plugin ini menawarkan Premium Support Response (meskipun dibanderol dengan biaya yang cukup tinggi, yakni $250 atau kira-kira Rp. 3.480.000,00) yang akan membantu Anda mengatasi setiap error dan masalah kapan pun.

Setelah melakukan perbandingan WP Super Cache vs W3 Total Cache dari segi support, Anda kini dapat mengetahui bahwa W3 Total Cache lebih baik dalam menawarkan fitur bantuan. Meskipun Anda harus membayarkan sejumlah biaya, fitur bantuan di plugin W3 Total Cache benar-benar layak untuk didapatkan karena andal dan mampu menyelesaikan masalah dengan cepat. Bahkan di fitur ini, Anda bisa mengirimkan bug report tanpa dikenai sejumlah uang.

Ringkasan Pembahasan WP Super Cache vs W3 Total Cache

Dua hal yang harus Anda pertimbangkan saat memilih cache plugin terbaik untuk situs WordPress, yakni ukuran dan tingkat kesulitan website. Anda tidak bisa menggunakan plugin yang sama untuk kesulitan dan masalah apa pun yang terjadi di website.

Dari segi fungsionalitas, bantuan, fitur, dan integrasi dengan software untuk menaikkan performa situs, maka W3 Total Cache adalah pilihan terbaik. Namun, jika Anda mencari cache plugin yang mudah digunakan, dapat diandalkan, dan gratis (tapi Anda bisa melakukan integrasi CDN), maka pilihlah WP Super Cache.

Satu keunggulan W3 Total Cache dibandingkan WP Super Cache adalah compatibility. Walaupun W3 Total Cache bisa diaktifkan di web host dan template apa pun, WP Super Cache dinilai lebih compatible.

Terakhir, jika diharuskan memilih di antara WP Super Cache vs W3 Total Cache, maka kami akan menjatuhkan pilihan pada W3 Total Cache. Plugin berbayar ini menyediakan banyak fitur yang bisa Anda kelola sesuai kebutuhan.

Kesimpulan

Seperti yang telah kami beritahukan, jika Anda ingin mengelola caching website secara maksimal dengan mengonfigurasikan setiap pengaturan, maka plugin W3 Total Cache adalah tool yang tepat untuk Anda. Sedangkan apabila Anda lebih menyukai plugin yang tidak membingungkan dan murah tapi bisa disetup dengan cepat, maka WP Super Cache layak untuk diinstall.

Punya pertanyaan seputar WP Super Cache vs W3 Total Cache? Tuliskan saja di kolom komentar di bawah ini!

Author
Penulis

Ariata C.

Ariata suka sekali menulis dan menerjemahkan, dan sekarang ini bekerja sebagai translator di Hostinger Indonesia. Lewat artikel dan tutorial yang diterbitkan di blog Hostinger, Ariata ingin membagikan pengetahuan tentang website, WordPress, dan hal terkait hosting lainnya kepada para pembaca.