6 Cara Mudah Atasi Reduce DNS Lookups

6 Cara Mudah Atasi Reduce DNS Lookups

DNS adalah suatu elemen yang terkadang masih dilupakan atau diabaikan oleh para pemilik website. Namun, bila dioptimasikan dengan baik, DNS memberi kontribusi yang besar terhadap kecepatan dan performa website. Di tutorial kali ini, kami akan membahas kegunaan dan kelebihan DNS untuk website Anda serta cara mengatasi reduce DNS lookups.

Apa Itu DNS Lookup?

DNS merupakan hal yang paling dasar dan utama di internet. Sama seperti alamat yang membantu Anda agar tidak tersesat ketika mencari rumah teman atau kerabat, DNS atau sistem nama domain juga akan memudahkan Anda dalam mengakses suatu website tanpa perlu menghafal alamat IP terlebih dulu.

Setiap domain diarahkan ke alamat IP. Sebagai contoh, ketika Anda mengetikkan google.com di kolom alamat web, penyedia layanan internet akan meminta (request) nameserver yang terkait dengan domain tersebut. Tanpa adanya DNS, mau tak mau Anda harus mengetikkan 216.58.212.110 di kolom alamat untuk membuka dan mengakses situs Google.

Dengan merujuk pada penggambaran singkat di atas, maka DNS lookup adalah proses menerjemahkan dan mencari IP dari suatu website.

Jadi, sebelum Anda bisa melihat dan mengunduh semua resource dengan menggunakan browser, DNS lookup harus dijalankan terlebih dulu di semua domain yang menyediakan informasi yang diminta. 

Proses lookup tidak perlu dilakukan di semua resource. Misalnya, jika Anda ingin membuat permintaan HTTP berikut ini:

  • http://hostinger-dev-2.xyz
  • http://hostinger-dev-2.xyz/wp-content/themes/veggie-lite/style.css
  • http://hostinger-dev-2.xyz/wp-content/plugins/mailchimp-for-wp/assets/js/forms-api.min.js
  • http://platform.linkedin.com/in.js
  • http://platform.twitter.com/widgets.js

Meskipun pada contoh di atas ada lima permintaan HTTP, jumlah domain unik hanya tiga. Dengan kata lain, browser Anda hanya akan melakukan tiga DNS lookup:

  • http://hostinger-dev-2.xyz
  • http://platform.linkedin.com
  • http://platform.twitter.com

Pada umumnya, ketika Anda hendak mengunjungi halaman web, browser akan meminta semua resource yang memiliki DNS lookup. Setelah semua proses dilakukan, browser baru bisa memuat atau me-loading informasi.

Proses permintaan tersebut bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama, apalagi kalau ada halaman yang memiliki banyak DNS lookup. Hal ini akan memengaruhi waktu loading website.

Apa yang Akan Terjadi Jika Loading Website Melambat?

Tak hanya menjamin kepuasan browsing pengunjung situs, kecepatan loading suatu website juga memengaruhi peringkat SEO-nya di mesin pencari seperti Google.

Waktu loading website berperan penting dalam mempertahankan jumlah serta kepuasan pengunjung situs dan juga menurunkan bounce rate (persentase pengunjung yang mengunjungi atau meninggalkan website). Sebanyak 53% pengunjung akan keluar atau meninggalkan website yang waktu loadingnya lebih dari tiga detik.

Berdasarkan studi yang dilakukan Google, sekitar 45% pengunjung dilaporkan tidak pernah mengunjungi kembali website yang sama jika sebelumnya mereka mendapatkan pengalaman browsing yang buruk. Salah satu faktornya adalah waktu loading website yang lama

Google juga menjadikan kecepatan halaman web (page speed) sebagai salah satu ‘aspek penilaian’ untuk menaikkan atau menurunkan peringkat suatu website. Kecepatan website yang melambat akan memengaruhi web crawler dan indeksasi website. Oleh karena itu, memiliki website yang berkecepatan tinggi sangat penting bagi para webmaster yang ingin sukses di dunia online.

Untuk mengetahui seberapa jauh website menjalankan DNS lookups dan apakah Anda perlu mengatasi reduce DNS lookups, lakukan penghitungan skor dengan menggunakan web page test. Berikut ini merupakan contoh pengecekan skor yang kami lakukan terhadap situs The Longreads.

Web page test di situs The Longreads

6 Cara Mudah untuk Mengatasi Reduce DNS Lookups

Setelah mengetahui apa itu DNS lookup beserta fungsinya, kini kami akan membahas cara mengatasi reduce DNS lookups agar performa website Anda jadi lebih baik.

1. Menggunakan Layanan DNS yang Cepat

Selain layanan hosting, ada juga penyedia layanan DNS yang tepercaya dan dapat diandalkan. Dengan memilih layanan yang paling tepat, masalah reduce DNS lookups di website Anda dapat diatasi. Cloudflare, WordPress.com, Edgecast, DNSMadeEasy, dan DYN adalah beberapa layanan DNS yang populer dan banyak digunakan.

Cara kerja penyedia DNS hampir sama dengan CDN – mereka memiliki banyak point-of-presence (POPs) yang tersebar di berbagai belahan dunia. Biasanya penyedia DNS besar, seperti Cloudflare, memiliki infrastruktur yang juga besar untuk mengirimkan DNS berbasis lokasi dengan tingkat latency rendah.

Untuk mengetahui ada tidaknya penyedia DNS lokal yang berlokasi di daerah atau negara Anda, gunakan tool seperti DNSPerf dan DNS Speed Test. Keuntungan memiliki penyedia DNS yang berada di satu wilayah atau negara yang sama dengan Anda adalah kecepatan website yang teroptimasi dengan baik.

2. Mengoptimasi Cache DNS

Berkat adanya cache DNS, Anda tidak perlu lagi memikirkan proses lookup yang dijalankan di semua halaman web. Proses caching tidak akan memuat atau mengunduh aset yang sama untuk kedua kalinya.

Yap, cache adalah fitur yang bisa membantu mempercepat loading, dan cara kerja cache DNS juga mirip seperti itu. Cache akan menampilkan DNS sampai pada batas kedaluwarsanya. Anda juga bisa mengatur lama durasi cache DNS, yang disebut sebagai time-to-live (TTL) value.

TTL value dapat diubah dengan meminta bantuan registrar domain atau penyedia DNS pihak ketiga. Pengubahan ini nantinya akan menaikkan waktu validasi cache dan mengatasi reduce DNS lookups.

Jika Anda menggunakan layanan Hostinger, TTL value dapat dimodifikasi melalui area DNS Zone Editor.

DNS Zone Editor di hPanel Hostinger

Berikut ini TTL value yang paling umum:

  • 1800 detik = 30 menit
  • 3600 detik = 1 jam
  • 14400 detik = 4 jam
  • 43200 detik = 12 jam
  • 86400 detik = 24 jam

3. Mengoptimasi DNS Prefetching

Cara lain untuk mengatasi reduce DNS lookups adalah dengan meminimalisir aktivitas di latar belakang selagi pengunjung mengakses dan mem-browsing website. Metode ini dinamakan DNS Prefetching.

DNS Prefetching memungkinkan browser melakukan fetch pada aset yang dibutuhkan untuk menampilkan konten situs di lain waktu. Browser akan mulai mengunduh resource lain setelah waktu kosong berlalu dan menyimpan resource tersebut di cache.

Pada saat pengunjung mengklik link tertentu yang telah di-prefetch, transfer data akan berjalan dengan lebih cepat dan konten langsung dapat diakses.

DNS prefetch dapat ditambahkan ke URL yang spesifik dengan menyertakan tag rel= di atribut link. Jika Anda menggunakan WordPress, maka line di bawah ini bisa ditambahkan ke header situs:

<!-- Prefetch DNS for external assets -->
<link rel="dns-prefetch" href="//fonts.googleapis.com">
<link rel="dns-prefetch" href="//www.google-analytics.com"> 
<link rel="dns-prefetch" href="//www.keycdn.com">

Satu hal lain yang juga penting untuk diketahui, sebagian besar browser modern mendukung DNS prefetching.

4. Mengaktifkan Keep-Alive

Mengaktifkan Keep-Alive juga bisa jadi metode lain untuk mengatasi reduce DNS lookups. Fungsi ini merupakan saluran komunikasi yang selalu aktif antara server dan browser yang memudahkan website untuk memuat lebih banyak file aset dalam waktu singkat.

Sebagai contoh, jika Anda punya satu aset di n1.assetdomain.com dan lima resource di n2.assetdomain.com, maka totalnya menjadi enam permintaan DNS. Dengan mengaktifkan Keep-Alive, seluruh resource tersebut akan dimuat menjadi dua permintaan.

Keunggulan lain dari Keep-Alive adalah terciptanya transmisi aktif yang hanya menggunakan pesan singkat dan menghabiskan sedikit bandwidth.  Fungsi ini juga bisa diaktifkan di server Apache dan Nginx.

Apache

Untuk mengaktifkan Keep-Alive di server Apache, tambahkan kode berikut ini ke file .htaccess:

<ifModule mod_headers.c>
Header set Connection keep-alive
</ifModule>

Nginx

Untuk server Nginx, cari HTTP core module (ngx_http_core_module) dan temukan baris yang penulisannya mirip dengan keep alive_disable. Setelah itu, Anda bisa mengubah dan mengaktifkannya, seperti yang dicontohkan di bawah ini:

keepalive_disable none;

5. Mengganti CNAME dengan ANAME Record

CNAME record memproduksi lookup tambahan yang berdampak pada keterlambatan IP resolve. Dikatakan normal dan wajar bila hanya sedikit CNAME yang dimiliki. Namun, bila ada banyak CNAME record yang dimiliki website, maka akan lebih baik dihapus dari DNS record untuk mengatasi reduce DNS lookups.

Selain menghapus, Anda juga bisa mengandalkan penggunaan ANAME record. Fungsinya sama dengan CNAME record, tapi yang membedakannya ada di level root. ANAME record juga dapat diubah menjadi IP resolver yang lebih cepat.

Misalnya, Anda mengonfigurasikan www.domain.com. Dengan CNAME, proses yang berjalan adalah me-resolve hostname terlebih dulu, kemudian alamat IP. Proses ini membutuhkan dua set permintaan yang berbeda.

ANSWER SECTION:

www.domain.com. 3599 IN CNAME domain.com.

domain.com. 3599 IN A 40.71.11.131

Di sisi lain, ANAME record akan melewati permintaan di atas dan mengembalikan answer berikut ini:

ANSWER SECTION

www.domain.com. 3599 IN A 40.71.11.131

Untuk layanan Cloudflare, tersedia fitur khusus yang dinamakan CNAME Flattening. Fungsinya sama dengan yang dimiliki oleh ANAME record.

6. Defer JavaScript Parsing

Dengan metode ini, semua konten website akan sepenuhnya dimuat sebelum JavaScript di-load. Hal ini berarti DNS lookup tidak akan langsung ‘dipanggil’. Waktu loading website akan semakin kecil dan pengalaman browsing user pun lebih memuaskan. 

Di WordPress, tersedia plugin Async JavaScript yang akan melakukan metode defer JavaScript parsing. Namun sebelumnya, Anda harus membuat daftar script mana saja yang tidak perlu di-defer terlebih dulu.

Untuk informasi selengkapnya, silakan baca tutorial tentang cara defer JavaScript.

Kesimpulan

Untuk mengakhiri tutorial cara mengatasi reduce DNS lookups, berikut ringkasan yang perlu diperhatikan kembali:

  • Menggunakan Layanan DNS yang Cepat – cara yang paling mudah dan efektif untuk mengurangi permasalahan DNS lookup. Di sini provider yang akan bertugas untuk mengurus hal-hal penting terkait DNS.
  • Mengoptimasi Cache DNS – cara lain untuk mengatasi DNS lookups adalah dengan melakukan cache pada DNS. Metode ini memiliki cara kerja yang sama dengan cache pada WordPress.
  • Mengoptimasi DNS Prefetching – dengan melakukan fetch DNS, respons yang dikirimkan akan lebih cepat. Bahkan semua browser utama juga mendukung fungsi ini.
  • Mengaktifkan Keep-Alive – saluran komunikasi antara browser dan server akan selalu aktif. Dengan metode ini, jumlah bandwidth yang digunakan tidak terlalu besar.
  • Mengganti CNAME Record dengan ANAME Record – cara lain yang lebih efektif adalah dengan mengganti CNAME record dengan ANAME record.
  • Defer JavaScript Parsing –  cara terakhir adalah dengan menunda JavaScript agar dimuat setelah semua konten website ditampilkan.

Apakah Anda sebelumnya sudah pernah mengoptimasi atau mengatasi reduce DNS lookups? Silakan berbagi informasi kepada pembaca lainnya dengan meninggalkan komentar pada kolom di bawah ini.

Author
Penulis

Ariata C.

Ariata suka sekali menulis dan menerjemahkan, dan sekarang ini bekerja sebagai translator di Hostinger Indonesia. Lewat artikel dan tutorial yang diterbitkan di blog Hostinger, Ariata ingin membagikan pengetahuan tentang website, WordPress, dan hal terkait hosting lainnya kepada para pembaca.