Apa Itu Enkripsi? Ini Arti Enkripsi, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya

Apa Itu Enkripsi? Ini Arti Enkripsi, Cara Kerja, dan Jenis-Jenisnya

Enkripsi adalah metode untuk melindungi data sensitif dengan mengubah teks biasa menjadi kode yang sangat sulit dimengerti, disebut ciphertext, untuk mencegah pencurian oleh pihak yang tidak berwenang.

Biasanya, website atau aplikasi web menggunakan enkripsi untuk menjaga keamanan transfer data melalui internet. Penyimpanan data digital seperti Google Cloud juga menggunakannya untuk menambah lapisan keamanan.

Untuk membantu Anda memahami pengertian enkripsi dan manfaatnya lebih lanjut, kami akan menjelaskan cara kerja enkripsi beserta fungsinya di artikel ini, serta jenis-jenis enkripsi dan algoritmanya. Mari mulai!

Apa Itu Enkripsi?

Enkripsi adalah proses konversi data dari bentuk teks biasa menjadi kode yang tidak bisa dibaca (ciphertext). Enkripsi bekerja menggunakan key (kunci), yaitu rangkaian teks yang dihasilkan secara matematis untuk menerjemahkan data menjadi kode.

Dalam fungsinya, enkripsi membantu menyembunyikan informasi sensitif atau rahasia sehingga pihak yang tidak berwenang tidak bisa membaca atau mencurinya.

Selanjutnya, langkah keamanan ini bisa melindungi transmisi maupun penyimpanan data, terutama apabila diterapkan secara end-to-end. Salah satu contoh penerapan enkripsi biasanya ada pada aplikasi chat agar obrolan tidak bisa disadap melalui jaringan.

Nah, selain enkripsi, Anda mungkin juga pernah mendengar istilah tokenization atau tokenisasi. Meskipun keduanya sama-sama merupakan metode pengamanan data, cara kerjanya cukup berbeda.

Tokenization adalah metode untuk menggantikan data sensitif dengan nilai lain, yang disebut token. Berbeda dengan teks sandi, token tidak memiliki hubungan matematis dengan data asli, sehingga tidak bisa dibalik.

Hubungan antara data dan token disimpan dalam database yang disebut vault. Setelah menerima permintaan, vault akan menyediakan data berdasarkan token yang ditanyakan.

Cara Kerja Enkripsi

Enkripsi menggunakan kunci yang disebut cryptographic key, sebuah rangkaian teks yang berfungsi untuk mengubah data yang tadinya bisa dibaca menjadi teks sandi yang sangat acak.

Pihak pengirim menggunakan kunci untuk mengenkripsi data, sementara pihak penerima menggunakannya untuk dekripsi, lawan kata enkripsi.

Kekuatan enkripsi tergantung pada ukuran atau panjang key tersebut dalam bit. Dalam kriptografi, ukuran merujuk pada seberapa banyak angka 2 dikalikan untuk menghasilkan kombinasi kunci.

Contohnya, kombinasi key satu bit yang kemungkinan bisa dibuat adalah dua pangkat satu. Karena ukurannya satu bit, maka nilainya adalah satu atau nol, dua kemungkinan permutasi.

Kunci yang lebih pendek memiliki kombinasi yang lebih sedikit, sehingga lebih mudah ditebak dan kurang aman. Namun, meskipun yang panjang lebih aman, ada peran algoritma yang turut menentukan tingkat keamanan ini.

Kunci ini juga digunakan dalam tanda tangan digital, yang berfungsi untuk memastikan keasliannya. Private key digunakan untuk membuat tanda tangan digital, sementara public key digunakan untuk memverifikasinya.

Siapa pun yang memiliki kunci rahasia yang tepat bisa mengungkap pesan yang dienkripsi. Jadi, agar tidak digunakan oleh pihak yang tidak berwenang, terapkan strategi pengelolaan yang efektif, seperti:

  • Manajemen masa berlaku kunci. Kunci enkripsi biasanya hanya dibutuhkan untuk waktu tertentu. Untuk menghindari penyalahgunaan, perbarui kunci Anda secara rutin dan hapus permanen yang tidak digunakan.
  • Penyimpanan yang dilindungi. Simpan kunci di tempat yang aman untuk mencegah pencurian oleh penjahat cyber. Gunakan modul keamanan hardware (HMS) untuk meningkatkan keamanan penyimpanan.
  • Pembatasan akses dan penggunaan. Hanya izinkan pengguna yang berwenang untuk mengelola dan menggunakan kunci tersebut. Selain itu, batasi izin penggunaannya hanya untuk satu tujuan.
  • Pemantauan log audit. Rekam setiap perubahan, penggunaan, dan pembuatan kunci dalam log audit. Dengan demikian, Anda bisa memantau riwayat aktivitasnya apabila ada penggunaan tanpa izin.
indikator koneksi website yang aman menggunakan HTTPS di browser

Contoh teknologi yang menggunakan kunci enkripsi adalah sertifikat SSL (Secure Socket Layer). SSL mengaktifkan koneksi HTTPS, yang memastikan transmisi data yang aman antara browser dan server website.

Jenis-Jenis SSL

Berbagai jenis SSL memberikan tingkat keamanan enkripsi yang sama. Perbedaannya terletak pada jumlah domain yang bisa dilindungi dan tingkat validasinya.

Beberapa solusi enkripsi mungkin menggunakan satu atau beberapa kunci rahasia. Meskipun prosesnya mungkin berbeda-beda tergantung pada penerapannya, konsep keseluruhannya sebenarnya mirip.

Apa Fungsi dan Manfaat Enkripsi?

Salah satu manfaat enkripsi yang paling utama adalah meningkatkan keamanan data. Selain melindungi informasi dan data sensitif, enkripsi akan memverifikasi sumbernya dan mencegah modifikasi tanpa izin.

Selain itu, enkripsi juga meningkatkan perlindungan privasi. Hal ini sangat penting, karena tanpa adanya enkripsi, orang lain bisa melihat data Anda saat dikirimkan.

Meskipun mereka mungkin tidak memiliki niat jahat, pengungkapan informasi sensitif seperti data pribadi atau data rahasia perusahaan bisa berakibat serius.

Kemudian bagi pemilik website, enkripsi adalah salah satu faktor utama untuk mematuhi hukum perlindungan data digital, seperti PCI-DSS (Standar Keamanan Data Industri Kartu Pembayaran).

Nah, cara termudah untuk mematuhi aturan-aturan ini adalah dengan menginstal SSL di website Anda. Ada banyak sertifikat SSL gratis yang tersedia dan mampu menyediakan fitur keamanan yang kuat.

perbandingan keamanan HTTP vs HTTPS

Penting! Sertifikat SSL memiliki tanggal berakhir. Untuk memastikan sertifikat SSL Anda berfungsi dengan baik, lakukan audit keamanan website secara rutin.

Selain mengenkripsi data, SSL juga memiliki manfaat penting lainnya untuk website. Misalnya seperti meningkatkan pengalaman pengguna karena browser akan memperingatkan pengunjung apabila mereka mengakses halaman non-HTTPS.

Jenis-Jenis Enkripsi

Berdasarkan jumlah key yang digunakan, ada dua jenis enkripsi: symmetric (simetris) dan asymmetric (asimetris).

Symmetric Encryption

Dengan symmetric encryption, pengirim dan penerima menggunakan key yang identik untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Cara kerjanya adalah sebagai berikut:

  1. Pengirim dan penerima berbagi kunci rahasia yang sama.
  2. Menggunakan kunci tersebut, pengirim mengenkripsi data, mengubahnya menjadi teks sandi.
  3. Data terenkripsi kemudian dikirim melalui internet.
  4. Penerima mengambil data yang terenkripsi, lalu mendekripsinya dengan kunci yang sama untuk mengungkapkan informasi tersebut.

Karena hanya ada satu kunci, proses enkripsi simetris pun akan lebih cepat. Meskipun masih efektif, jenis ini tidak seaman enkripsi asimetris.

Penggunaannya ideal kalau Anda mengutamakan kecepatan daripada keamanan yang lebih ketat. Perusahaan biasanya menggunakannya untuk melindungi data yang hanya disimpan di satu lokasi, seperti file perjanjian kerja di penyimpanan cloud.

Asymmetric Encryption

Juga disebut public key encryption, metode asimetris menggunakan dua kunci yang berbeda tetapi terkait secara matematis, yang disebut public key (kunci publik) dan private key (kunci pribadi).

Public key menangani proses enkripsi dan tersedia untuk semua pihak. Data yang dienkripsi dengannya hanya bisa dibuka menggunakan private key yang sesuai.

Sementara itu, hanya pihak yang berhak saja yang bisa menghasilkan dan menggunakan kunci pribadi. Jadi, meskipun semua orang bisa mengenkripsi informasi sensitif, hanya penerima yang dimaksud saja yang bisa mengungkapkannya.

Berikut adalah cara kerja kedua kunci tersebut dalam sistem asimetris:

  1. Pengirim dan penerima menghasilkan pasangan kunci asimetris.
  2. Mereka saling mengirimkan kunci publik.
  3. Dengan kunci publik penerima, pengirim mengenkripsi data dan mengirimkannya kepada penerima.
  4. Penerima mendekripsi data yang diamankan dengan kunci pribadi miliknya.
  5. Apabila penerima ingin mengirimkan data kembali, data tersebut dienkripsi menggunakan kunci publik pengirim. Kemudian, proses enkripsi data tersebut diulang.

Beberapa teknologi menggunakan metode hybrid, menggabungkan metode simetris dan asimetris untuk mengenkripsi data. SSL atau TLS (Transport Layer Security) adalah contoh dari teknologi tersebut.

Pendekatan hybrid ini menggunakan metode asimetris untuk mengamankan kunci simetris. Kedua pihak akan menggunakannya untuk mengenkripsi informasi sensitif, tidak hanya menggunakan kunci publik atau pribadi.

Metode asimetris memang jauh lebih aman, tapi lebih lambat karena perlu dilakukan langkah-langkah tambahan. Biasanya, enkripsi asimetris diterapkan untuk melindungi pertukaran informasi sensitif melalui internet, seperti pesan email.

Algoritma Enkripsi

Algoritma enkripsi adalah rumus matematika yang secara sistematis mengubah data menjadi teks sandi. Dengannya, data terenkripsi juga kemudian bisa dikembalikan menjadi teks biasa yang bisa dibaca.

Ada beberapa jenis algoritma untuk metode enkripsi simetris dan asimetris. Di bagian ini, kami akan menjelaskan algoritma yang paling umum.

Enkripsi DES

DES (Data Encryption Standard) adalah salah satu algoritma paling pertama dari IBM. Algoritma kunci simetris ini merupakan standar enkripsi yang diwajibkan hingga tahun 1999.

Karena adanya kekhawatiran terkait keamanan, DES yang sudah ketinggalan zaman ini digantikan oleh algoritma modern. Kuncinya yang berukuran 56-bit dianggap terlalu pendek dan mudah diurai dengan komputer modern.

Sebelum dihentikan, DES biasanya digunakan untuk mengamankan transaksi keuangan elektronik. Penggunaannya saat ini meliputi pelatihan kriptografi dan penelitian.

Enkripsi 3DES

3DES (Triple Data Encryption Standard) adalah penerus algoritma DES asli. Tujuannya adalah mengatasi kelemahan utama DES, yaitu kunci enkripsi 56-bit yang pendek.

Seperti pendahulunya, 3DES adalah algoritma enkripsi simetris dengan ukuran blok 64-bit. Algoritma ini juga dirancang berdasarkan struktur Feistel cipher yang sama.

3DES menggunakan metode enkripsi tiga kali, menerapkan algoritma DES untuk setiap blok data sebanyak tiga kali. Metode ini menjadikan kunci 3DES lebih panjang dan jauh lebih sulit untuk diuraikan.

Enkripsi AES

AES (Advanced Encryption Standard) adalah algoritma simetris yang lebih baru, menggantikan DES sebagai standar enkripsi data sesuai persetujuan NIST (National Institute of Standards and Technology).

Keunggulan utama AES dibandingkan dengan DES adalah kunci yang lebih panjang hingga berukuran 256-bit, membuatnya jauh lebih sulit dipecahkan. Selain itu, algoritma AES lebih cepat karena lebih efisien secara matematis.

Di antara algoritma simetris lainnya, AES saat ini adalah yang paling populer. Penggunaan umumnya meliputi penyimpanan data, aplikasi seluler, dan keamanan Wi-Fi.

Enkripsi RSA

RSA (Rivest-Shamir-Adleman) adalah salah satu algoritma enkripsi kunci publik yang paling awal. Meskipun sudah lama ada, algoritma ini tetap populer karena tingkat keamanannya yang tinggi.

RSA menggunakan metode matematika Faktorisasi Prima untuk menghasilkan rangkaian angka besar dari kombinasi yang lebih kecil. Penjahat cyber harus menentukan rangkaian bilangan prima kecil tersebut dari yang lebih besar untuk mendekripsi kuncinya.

Selain itu, RSA menggunakan ukuran kunci yang jauh lebih besar dibandingkan dengan algoritma asimetris lainnya. Algoritma ini mendukung ukuran hingga 4096-bit, yang hampir mustahil untuk dipecahkan bahkan dengan komputer modern.

Penggunaan umumnya mencakup keamanan aplikasi web, pesan email, dan blockchain cryptocurrency. Sertifikat SSL/TLS juga menggunakan algoritma RSA untuk enkripsi asimetris.

Enkripsi Twofish

Twofish adalah algoritma simetris yang mendukung panjang kunci hingga 256-bit. Algoritma ini tadinya dimaksudkan untuk menggantikan DES, tapi kurang aman dibandingkan dengan AES pada performa kunci 128-bit.

Meskipun lebih lambat, algoritma ini menawarkan tingkat keamanan yang mirip dengan AES. Keunggulan utama Twofish adalah fleksibilitasnya, membuatnya cocok untuk berbagai macam aplikasi.

Algoritma ini memungkinkan penyesuaian performa berdasarkan tingkat kepentingan berbagai parameter, seperti kecepatan enkripsi dan kemampuan hardware. Hal ini membuat Twofish ideal untuk aplikasi dengan RAM atau penyimpanan terbatas.

Meskipun Twofish tidak sepopuler AES, beberapa aplikasi menggunakan algoritma ini:

  • PGP (Pretty Good Privacy) – program enkripsi untuk autentikasi, enkripsi, dan dekripsi email.
  • KeePass – tool password manager untuk penyimpanan dan enkripsi.
  • TrueCrypt – software enkripsi disk freeware untuk mengamankan data.
  • Peazip – aplikasi open-source untuk membuat dan mengekstrak file arsip.

Enkripsi RC4

RC4 (Rivest Cipher) adalah algoritma enkripsi simetris yang menggunakan sistem cipher stream. Metode ini memproses data per satu byte dalam satu waktu.

Enkripsi simetris ini dikenal karena lebih simpel dan performanya lebih bagus. Penggunaan umumnya meliputi SSL/TLS, protokol enkripsi Wi-Fi, dan web browser seperti Microsoft Edge.

Namun, RC4 tidak banyak digunakan lagi karena tingkat keamanannya yang rendah. Meskipun mendukung kunci 2048-bit, sejumlah riset menemukan bahwa RC4 memiliki kerentanan keamanan yang signifikan.

Ada beberapa varian RC4 yang dikembangkan untuk mengatasi kelemahannya, yaitu Spritz, RC4A, RC4A+, dan VMPC (Variably Modified Permutation Composition).

Kesimpulan

Enkripsi adalah proses mengacak data menjadi kode yang tidak bisa dibaca, disebut ciphertext. Tujuannya yaitu untuk menyembunyikan data agar hanya bisa dibaca oleh penerima yang dituju.

Enkripsi data memerlukan rangkaian teks untuk mengubah teks biasa menjadi teks sandi yang disebut key (kunci). Dengannya, data akan diubah secara sistematis, memungkinkannya didekripsi kembali menjadi teks biasa yang bisa dibaca.

Ada dua jenis enkripsi, yaitu asimetris dan simetris. Jenis asimetris menggunakan dua kunci terpisah untuk mengenkripsi dan mendekripsi data, sementara enkripsi simetris menggunakan satu kunci yang identik untuk kedua proses tersebut.

Kekuatan keamanan enkripsi bergantung pada algoritma dan panjang kuncinya. Semakin panjang kunci dan semakin rumit algoritmanya, maka semakin sulit juga untuk didekripsi.

Mengaktifkan enkripsi seperti SSL/TLS meningkatkan keamanan dan privasi data aplikasi web, serta membantu mengamankan website dan mematuhi berbagai undang-undang perlindungan data, seperti PCI-DSS.

Setelah membaca artikel ini, Anda pun sudah mempelajari pengertian enkripsi, cara kerja, dan jenis-jenisnya. Apabila masih memiliki pertanyaan, sampaikan lewat kolom komentar di bawah artikel ini yuk!

Tanya Jawab (FAQ) Apa Itu Enkripsi

Di bagian ini, kami akan menjawab beberapa pertanyaan umum yang masih terkait dengan pengertian enkripsi.

Apa Itu Kunci dalam Kriptografi?

Dalam kriptografi, kunci adalah rangkaian karakter yang digunakan untuk mengacak data secara sistematis. Kunci ini dirancang berdasarkan algoritma tertentu agar selalu berbeda-beda dan sulit ditebak.

Penerima hanya bisa mendekripsi teks sandi menjadi teks biasa dengan kunci yang tepat. Kunci yang lebih panjang memiliki lebih banyak kemungkinan permutasi, sehingga lebih sulit ditebak dan memiliki keamanan yang lebih tinggi.

Apa Itu Serangan Brute Force Enkripsi?

Dalam enkripsi, brute force adalah serangan yang dilakukan oleh penjahat cyber dengan mencoba menebak kunci enkripsi. Karena mungkin ada miliaran kemungkinan permutasi kunci, serangan ini biasanya dilancarkan menggunakan komputer super canggih.

Sebagian besar metode modern sudah mampu menangkis serangan ini dengan kuncinya yang panjang dan kompleks. Namun, beberapa algoritma lama seperti RC4 mungkin masih kurang aman, meskipun memiliki kunci yang panjang.

Enkripsi Mana yang Paling Aman?

Banyak yang menganggap AES sebagai algoritma yang paling aman untuk metode simetris. Perusahaan besar seperti Google menggunakannya untuk melindungi data yang hanya disimpan.

Untuk algoritma asimetris, RSA adalah pilihan yang paling aman. Algoritma ini hampir tidak bisa dipecahkan, serta banyak digunakan untuk aplikasi internet seperti browser dan VPN.

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.