July 12, 2020
10min Read
Ariata C.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran, Anda dituntut untuk selalu kreatif dan unik agar produk dan layanan yang ditawarkan memiliki karakteristik tersendiri dan bisa lebih unggul dari kompetitor dalam bidang industri yang sama. Ada banyak metode yang bisa dilakukan untuk memuluskan kegiatan pemasaran, dan salah satunya adalah A/B testing. Uji kelayakan ini memungkinkan Anda untuk mengetes dua strategi marketing yang berbeda (strategi awal dan strategi alternatif) dan mengukur seberapa besar kesuksesan yang dihasilkan oleh strategi alternatif. Di artikel kali ini, kami akan membahas semua hal yang perlu Anda ketahui tentang AB testing.
Daftar Isi
A/B testing, yang juga bisa disebut sebagai split test atau bucket test, digunakan untuk mengetes dua jenis strategi yang menargetkan kelompok atau grup tertentu.
Misalkan saja saat ini ada tombol berlangganan – disebut control (elemen yang sudah ada) – di tiap newsletter yang Anda kirimkan.
Untuk menaikkan jumlah subscriber, Anda harus mengubah tampilan newsletter. Namun sebelum diubah, pastinya terlebih dulu Anda akan mencari tahu hal apa saja yang perlu diperbaiki.
Dibuatlah newsletter baru dengan tombol berlangganan yang desainnya berbeda dari tombol berlangganan yang ada saat ini, mulai dari penempatannya, warna, teks call-to-action, hingga bentuk tombol. Elemen yang baru ini disebut variant.
Newsletter lama dan newsletter baru dikirimkan dengan metode pembagian 50/50 ke seluruh klien atau audiens.
Dengan cara ini, Anda bisa memperoleh analisis data, baik dari control maupun variant, dan menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan. Mana newsletter yang lebih baik dalam menjaring lebih banyak subscriber? Newsletter model lama atau baru?
Newsletter yang berhasil mendapatkan lebih banyak subscriber itulah yang akan digunakan untuk kegiatan pemasaran mendatang.
Selain untuk mengetes newsletter, AB testing juga dapat diberlakukan di platform marketing lainnya, seperti media sosial, visual marketing, dan lain-lain.
Tak hanya dua, Anda bahkan bisa melakukan perbandingan terhadap banyak elemen yang sama. Banyaknya data yang diperoleh akan membantu Anda dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Semakin banyak data untuk dibandingkan, semakin baik pula prediksi yang Anda hasilkan.
Misalnya, Anda membuat tombol ketiga sebagai variant tambahan untuk diujikan dengan dua tombol yang sudah ada. Hanya saja, Anda membutuhkan jumlah audiens yang lebih banyak karena tes yang dilakukan bukan lagi dua, melainkan tiga.
Pelajari tes multivariat jika nantinya Anda tertarik dengan uji coba terhadap tiga elemen atau lebih.
Jika ingin mencari solusi atau mengoptimasi fungsi atau fitur yang ada saat ini (iklan, teks call-to-action, penempatan tombol, dll), Anda perlu mencoba beberapa metode yang nantinya memberikan hasil yang berbeda-beda. Hasil tersebut bisa menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.
AB testing hadir sebagai metode pemecahan masalah berbasis data (data-driven) yang didasarkan pada pengukuran statistik. Dengan menjalankan metode ini, perusahaan akan memperoleh informasi selengkap mungkin yang nantinya mempermudah proses pengambilan keputusan terkait strategi pemasaran, website, aplikasi, dan lain sebagainya.
AB testing lebih dari sekadar menguji efektivitas tombol berlangganan pada newsletter. Uji kelayakan ini membantu perusahaan bahkan marketer untuk mencapai tujuan pemasarannya. Tentunya elemen yang dipilih nantinya haruslah yang membawa hasil signifikan. Berikut tujuan pemasaran yang dapat dicapai dengan AB testing:
Saking bermanfaatnya pengujian ini, banyak industri yang mengandalkannya. Mulai dari situs ecommerce hingga website perjalanan atau perusahaan kecil hingga besar, hampir semuanya menggunakan A/B testing untuk mencari solusi terhadap suatu permasalahan dan memperbaiki fungsi dan fitur layanan. Berikut beberapa contoh gambaran betapa A/B testing sangatlah berguna di berbagai industri.
Setiap pemilik toko online pasti ingin meningkatkan penjualan sebanyak-banyaknya. Bila suatu saat penjualan menurun, A/B test bisa diandalkan untuk mencari tahu apa saja yang bisa diperbaiki dan ditingkatkan.
Dengan dijalankannya AB testing, pemilik toko online bisa memperoleh informasi dan data yang lebih baik. Strategi yang diterapkan pun akan mendatangkan lebih banyak penjualan.
Tahukah Anda kalau ada banyak aspek di bidang media dan penerbitan yang dapat digali dan ditingkatkan kualitasnya? Dengan menjalankan A/B testing, Anda bisa menarik perhatian calon pembaca dan ‘mengajak’ mereka untuk membeli versi cetak – dan bahkan mendorong mereka untuk bergabung menjadi anggota berbayar di situs Anda.
Berikut aspek-aspek di dunia media dan penerbitan yang dapat dimaksimalkan dengan AB test:
Setelah semua informasi dikumpulkan dan data yang diperlukan sudah lebih dari cukup untuk dianalisis, pertimbangkanlah beberapa opsi yang bisa meningkatkan pengalaman pengunjung ketika mereka mengakses situs Anda dan membaca postingan.
Business-to-Business adalah metode bisnis di mana suatu perusahaan akan menjual produknya ke perusahaan lain, mulai dari digital marketing, perlengkapan keamanan, hingga sistem manajemen. Tentunya keefektifan setiap aspek dalam metode ini menjadi tanggung jawab Anda. Jika dikelola dengan baik, aspek-aspek tersebut mampu menciptakan lebih banyak penjualan dan meningkatkan angka konversi.
Pastikan strategi yang diambil nantinya bisa membangun kepercayaan audiens terhadap brand Anda. Berikut aspek-aspek yang dapat dimaksimalkan dengan melakukan A/B test.
Masih ada banyak aspek lainnya yang bisa diujicobakan, seperti pemberian kata “GRATIS!” bila Anda hendak menawarkan jasa konsultasi gratis, penempatan PPC (Pay-Per-Click), tata letak navigasi, dll.
Bila profit yang diperoleh melalui bisnis agen perjalanan menurun, Anda bisa mencari penyebab dan solusinya dengan menjalankan A/B testing.
Ada banyak alasan mengapa bisnis agen perjalanan yang Anda kembangkan saat ini kurang menghasilkan keuntungan, seperti ketidaknyamanan pelanggan saat membeli tiket online, pemasangan daftar harga yang tidak menarik, dll. Berikut beberapa aspek yang dapat disempurnakan dengan AB testing.
Jangan ragu untuk bereksperimen terhadap aspek yang ada demi memperbaiki kualitas, memengaruhi perilaku konsumen, dan menaikkan konversi.
Jenis AB testing yang dijalankan berbeda-beda, tergantung pada situasi dan permasalahan yang Anda hadapi. Meski demikian, secara garis besar langkah-langkah di bawah ini bisa Anda terapkan:
Kenali situasi atau kondisi yang terjadi di website atau aplikasi mobile yang sedang Anda kembangkan saat ini. Setelah itu, kumpulkan semua data yang dibutuhkan dengan menggunakan tool khusus, seperti Google Analytics. Selain memudahkan Anda dalam merangkum data, Google Analytics juga menjamin keamanan informasi karena tidak ada pihak ketiga yang terlibat.
Lakukan analisis data dan cari kendala atau masalah yang hendak diatasi atau ditingkatkan lagi kualitasnya, misalnya bounce rate yang melambung tinggi, penjualan menurun, dll.
Dengan menetapkan tujuan, Anda bisa mencari solusi yang pas untuk mengatasi masalah yang terjadi di bisnis atau website.
Misalnya, Anda berencana untuk mengetes tampilan daftar harga. Tipe daftar yang dipajang pun berbeda-beda. Nah, metric yang jadi tujuannya adalah nilai konversi.
Di samping itu, Anda juga bisa lebih fokus jika sudah ada tujuannya.
Anggap saja Anda ingin mendatangkan lebih banyak trafik dengan mencoba memperlihatkan beberapa headline. Dari sejumlah headline yang diujicobakan, pasti ada satu yang, sayangnya, menaikkan bounce rate. Karena tujuan awalnya adalah untuk menaikkan konversi, headline yang menyebabkan munculnya bounce rate tidak boleh lagi digunakan.
Jika sudah mengetahui tujuan dan menentukan elemen yang tepat untuk diujicobakan, akan lebih mudah bagi Anda untuk memperoleh gambaran elemen seperti apa yang hendak dipakai.
Sebagai contoh, Anda ingin mengubah warna tombol untuk menaikkan jumlah klik. Dari beberapa warna yang akan dites, Anda memprediksi bahwa suatu warna bisa saja memberi hasil yang lebih baik – alasannya karena sesuai dengan keinginan audiens atau mewakili perasaan tertentu (misalnya, warna biru yang melambangkan kejujuran dan kesetiaan).
Untuk melakukan AB testing, Anda membutuhkan dua versi, yakni versi A (control) dan versi B (variant).
Pastikan kedua versi di atas memiliki elemen yang sama dari segala sisi, kecuali elemen yang diujicobakan – harus dibuat berbeda antara satu dan lainnya. Buatlah hipotesis dari masing-masing versi, kemudian bandingkan keduanya.
Contoh, lakukan perbandingan terhadap dua website dari sisi efektivitas: website pertama dengan tombol call-to-action berwarna biru (variant) dan website kedua dengan tombol call-to-action berwarna merah (control).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan jika Anda ingin test ini memberi hasil yang efektif:
Setelah mendapatkan hasilnya, Anda pasti ingin segera mencobanya, kan? Jangan terburu-buru! Prosesnya tidak berhenti sampai di langkah kelima saja. Anda masih harus mencari tahu apakah hasil yang muncul adalah positif palsu (false positive) atau tidak. Caranya adalah dengan menggunakan A/B testing calculator.
Nantinya kalkulator ini akan memutuskan apakah hasil yang diberikan dapat diterapkan di situasi nyata atau tidak. Jika level confidence-nya tinggi, pilihlah versi dengan hasil lebih baik atau jalankan tes lain dengan menggunakan varian yang berbeda.
Agar tidak memunculkan kesalahan atau error ketika AB testing dijalankan, hal-hal di bawah ini haruslah dihindari:
Sampai di sini, Anda sudah tahu semua hal tentang AB testing – apa itu A/B testing, alasan melakukan tes ini, dan cara menjalankannya.
Untuk mengingatkan Anda kembali, berikut rangkumannya:
Bila Anda seorang marketer yang mencari metode untuk menghasilkan lebih banyak lead dan mengembangkan bisnis, menjalankan AB testing adalah pilihan yang tepat.
Prosesnya mungkin akan membutuhkan waktu yang lama dan juga ketelitian. Namun, hasil yang diperoleh nantinya sangatlah berharga. Selamat mencoba!
Ketik balasan