Semua tentang Website Usability Testing dan Cara Melakukannya

Semua tentang Website Usability Testing dan Cara Melakukannya

Tampilan website yang menarik saat ini bisa dibilang merupakan hal wajib. Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa website yang estetik akan dianggap lebih kredibel, dan salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan user experience atau pengalaman pengguna yang optimal. Untuk itu, Anda bisa melakukan usability testing, yang akan dibahas semuanya dalam artikel ini.

Apa Itu Usability Testing?

Usability testing adalah proses untuk menguji bagaimana website Anda bisa digunakan dengan mudah oleh end user.

Tes ini melibatkan beberapa orang perwakilan untuk memberikan feedback tentang kualitas website Anda. Makin banyak kesulitan yang dijumpai, maka peningkatan yang perlu dilakukan juga makin banyak.

Tidak hanya itu, orang-orang biasanya mengunjungi website Anda karena keperluan tertentu, seperti memesan tiket atau mencari informasi. Mereka hanya menyempatkan sedikit waktu untuk melakukannya. Jadi, jika website Anda tidak bisa memberikan apa yang mereka inginkan, besar kemungkinan pengunjung akan mencari website lain.

Nah, agar bisa memberikan pengalaman pengguna yang optimal, usability testing harus bisa mencakup semua proses pengembangan dalam pembuatan website. Lebih jelasnya, pengujian ini harus dilakukan:

  • Sebelum menentukan desain website
  • Jika Anda perlu lebih banyak insight dalam proses pengembangan
  • Ketika ada perbedaan pendapat tentang desain
  • Saat Anda perlu melakukan evaluasi setelah launching

Kesimpulannya, usability testing perlu dilakukan pada tahap brainstorming, pembuatan prototype, dan evaluasi.

Para peserta pengujian boleh didampingi oleh para ahli dalam setiap tahap pengujian, yang biasanya adalah UX Researcher dan UX Designer, yang akan memantau proses pengujian dari awal sampai akhir.

Pengujian ini juga bisa dilakukan tanpa pengawasan tergantung tipenya, yang akan sedikit kita bahas nanti.

Jadi, secara umum, pengujian ini dirancang untuk meminta para peserta melakukan tugas tertentu dan mencatat hal-hal yang ditemukannya.

Misalnya, Anda boleh meminta mereka untuk memesan tiket pesawat one-way termurah dari Bandara Soekarno Hatta di Jakarta ke Bandara Internasional Narita di Tokyo pada tanggal tertentu, lalu melihat seberapa lancar prosesnya.

Untuk melakukan usability testing, ada beberapa parameter dasar yang bisa digunakan. Parameter ini akan membantu researcher mendapatkan hasil dengan mudah, juga meningkatkan akurasi hasil.

User-friendly

Dengan desain website yang baik, akan ada banyak peserta yang bisa menyelesaikan tugas tanpa masalah.

Efisiensi

Makin cepat tugas bisa diselesaikan, makin baik desain yang Anda terapkan.

Eror

Web developer pastinya akan memperbaiki eror sebelum menyelesaikan proyek. Namun, jika ada eror gramatikal atau desain yang kurang sesuai, para peserta bisa membantu Anda menemukannya melalui pengujian ini.

Kepuasan

Apabila peserta memiliki keluhan meskipun mereka bisa menyelesaikan tugas yang diberikan, Anda tetap harus berupaya memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

Apa Saja Tipe Usability Testing yang Umum Dijumpai?

Ada banyak tipe usability testing, tetapi di sini kita akan membahas tiga yang paling relevan.

Usability Testing In-Person atau In-House

Pengujian ini dilakukan secara langsung di tempat, diawasi dan diobservasi oleh para researcher.

Untuk menjalankan pengujian ini, sebaiknya ambil peserta dari pihak eksternal guna menghindari hasil yang memihak, meskipun Anda bisa melibatkan karyawan Anda sendiri.

Ada beberapa teknik yang cukup populer untuk tipe usability testing ini:

  • Eye tracking — untuk mencari tahu arah pandangan peserta ketika melihat sebuah halaman
  • Card sorting — tepat untuk navigasi dan membuat struktur atau labeling
  • A/B testing — tepat untuk membandingkan dua desain

Unmoderated Remote Usability Testing

Tipe ini tidak dilakukan langsung dan tanpa pengawasan dari researcher untuk menyingkirkan masalah yang mungkin terjadi.

Dengan metode ini, Anda bisa menggunakan tool online sendiri dan melibatkan sebanyak mungkin peserta dari seluruh dunia. Anda bisa mendapatkan hasil secara lebih cepat, dan cara ini juga bisa menjadi yang paling nyaman bagi peserta.

Ada banyak layanan online yang akan membantu Anda melakukannya. Anda bisa mencoba Gazepoint atau RealEye untuk eye tracking, yang akan mengumpulkan data melalui webcam tentang apa yang dilihat oleh pengunjung.

Untuk tipe card sorting, ada Optimal Workshop untuk mencari tahu bagaimana peserta mengatur konten Anda. Sedangkan untuk A/B testing, Anda bisa mencoba Convert dan VWO untuk melakukan pengujian.

Moderated Remote Usability Testing

Tipe pengujian ini ada di tengah-tengah pengujian in-person dan unmoderated.

Kelebihannya adalah Anda bisa mendapatkan temuan yang berguna, sementara peserta tetap merasa nyaman saat melakukannya.

Jika belum memiliki alat untuk melakukan pengujian remote, Anda mungkin akan mendapatkan hasil yang kurang jelas untuk beberapa poin tertentu. Di sisi lain, pengujian in-person mungkin akan memakan waktu lebih lama.

Untuk tipe usability testing ini, Anda bisa mencoba Lookback atau Userlytics yang lebih advanced.

Ketiga metode usability testing ini memiliki pro dan kontranya sendiri, jadi pilihlah tipe yang paling cocok untuk website Anda.

Sekarang, mari kita lanjutkan ke cara melakukan usability testing.

6 Langkah Melakukan Website Usability Testing

Ada enam langkah yang harus dilakukan untuk website usability testing.

1. Tentukan Apa yang Akan Dinilai

Untuk memulai, Anda harus menentukan dengan jelas apa yang ingin dicapai dengan pengujian ini dan bagian website yang ingin diuji.

Misalnya, apakah Anda hanya ingin tahu bagaimana cara pengguna bisa memesan tiket, atau bagaimana desain baru bisa meningkatkan user experience.

Anda harus menentukan target dengan jelas agar bisa menilai pengujian ini dengan baik, dan sebaiknya hanya lakukan satu pengujian dalam satu waktu.

2. Cari Tahu Metode yang Paling Tepat

Seperti yang sudah kita bahas tadi, penting untuk menentukan metode usability testing yang ingin digunakan.

Jika ingin melakukan beberapa tes dengan peserta yang sama, cobalah pengujian in-person. Namun, jika ingin segera mendapatkan hasil yang optimal dengan peserta dari seluruh dunia, gunakan metode pengujian remote yang diawasi (moderated).

Lookback untuk website usability testing

Contohnya, dengan Lookback, Anda bisa membuat link yang bisa diakses peserta. Anda kemudian bisa meminta mereka menginstal aplikasi dan memulai pengujian. Peserta bebas melakukan apa pun yang diinginkan selama sesi pengujian, tetapi Anda tetap bisa mengontrol bagian yang perlu diuji atau tindakan yang harus dilakukan.

3. Susun Skenario Tugas dan Tetapkan Tingkat Keberhasilan

Skenario tugas ini seperti yang sudah kami sebutkan di atas tentang memesan tiket pesawat one-way termurah pada tanggal tertentu.

Pesan tiket pesawat sebagai contoh website usability testing
Ilustrasi Cara Memesan Tiket Pesawat Termurah. Sumber: Booking.com

Setelah menyusun skenario, tetapkan tingkat keberhasilan Anda.

Katakanlah Anda ingin menyertakan “bisa menemukan halaman pemesanan yang tepat dengan mudah” sebagai indikator. Anda boleh menentukan apakah keempat bidang di atas harus selalu benar, atau mengabaikan kesalahan jika hanya terjadi di satu bidang.

Selain itu, Anda mungkin ingin memberikan batas waktu pemesanan sebagai indikator keberhasilan.

4. Cari Peserta

Usability testing harus efektif dan efisien. Itulah mengapa mencari peserta yang tepat menjadi faktor yang sangat penting.

Umumnya, lima peserta sudah cukup untuk setiap sesi pengujian karena lebih mudah diatur dan hemat biaya jika menggunakan layanan pihak ketiga. Akan tetapi, tahap pengembangan dan metode pengujianlah yang menentukan jumlah peserta yang dibutuhkan.

Untuk tahap pengembangan awal, Anda bisa menggunakan metode Hallway yang memungkinkan Anda memilih peserta acak untuk menguji website. Dengan metode ini, Anda mungkin tidak perlu mencari tahu lebih dulu tentang pengguna yang ideal.

Sementara itu, pada tahap pengembangan selanjutnya, Anda bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan memilih peserta yang mirip dengan persona pengguna Anda. Persona pengguna adalah segala hal yang mencerminkan pengguna asli produk Anda, termasuk karakteristik, kebutuhan, dan tujuannya.

5. Jalankan Pengujian

Meskipun Anda boleh memilih peserta secara acak, teknik yang digunakan tidak boleh sembarangan.

Maksudnya, saat melakukan pengujian, Anda harus selalu konsisten antara tugas dan perintah yang diberikan, bahkan bagi pengguna remote yang tidak diawasi. Instruksi yang singkat dan jelas juga akan lebih membantu.

Anda bisa memberi tahu durasi pengujian, cara memberikan komentar tentang hasil yang ditemukan, dan tujuan pengujian.

6. Analisis dan Laporkan Hasil yang Ditemukan

Tergantung tipe pengujian, Anda bisa membuat ringkasan hasil dan menyusun laporan berdasarkan target. Anda bisa melakukan analisis menggunakan analisis tematik atau korelasional.

Jika melakukan pengujian ini sendirian, Anda bisa membuat customer journey map. Cara ini penting untuk mendapatkan informasi yang mudah diingat. Anda juga bisa melihat permasalahan dari sudut pandang pengguna.

Metode lainnya adalah menggunakan spreadsheet untuk mengategorikan beberapa hal, seperti kelebihan dan kekurangan, permasalahan utama dan lainnya, masalah normal dan mendesak, dll. Ini akan membantu Anda merencanakan peningkatan yang perlu dilakukan pada website.

Jika menggunakan layanan pihak ketiga, Anda bisa memilih hasil yang ingin didapatkan dengannya.

Kesimpulan

Website usability testing adalah hal yang penting bagi perusahaan Anda untuk mengoptimalkan desain website agar lebih fokus pada end user.

Ada tiga tipe usability testing yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan target Anda. Tiga tipe ini adalah usability testing in-person atau in-house,  unmoderated remote, dan moderated remote.

Setelah memilih metode, Anda bisa melakukan usability testing menggunakan enam langkah berikut:

  1. Tentukan apa yang akan dinilai
  2. Cari tahu metode yang paling tepat
  3. Susun skenario tugas dan tetapkan tingkat keberhasilan
  4. Cari peserta
  5. Jalankan pengujian
  6. Analisis dan laporkan hasil yang ditemukan

Jadi, tunggu apa lagi? Sekarang saatnya menyempurnakan customer experience situs Anda!

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.