Scale Up: Pengertian dan Strategi Jitu Tingkatkan Bisnis Anda

Startup mulai bermunculan beberapa tahun belakangan. Namun, sekitar 74% bisnis ini gagal di tahun-tahun awalnya berdiri. Usut punya usut, ternyata scale up adalah salah satu penyebabnya karena dilakukan tanpa rencana bisnis yang matang.

Proses scaling up yang terlalu dini memang bisa berakibat fatal pada bisnis. Oleh karena itu, ketika mulai memikirkan rencana untuk scale up, pastikan Anda sudah punya faktor pendukung yang kuat serta tujuan yang pasti.

Tenang, kami akan membantu Anda memahami apa itu scale up lebih lanjut di artikel ini beserta poin-poin persiapannya. Selain itu kami juga akan menjelaskan cara scale up bisnis agar Anda bisa mulai dengan cermat dan efisien. Yuk lanjutkan membaca!

Apa Arti Scale Up?

Scale up adalah proses untuk meningkatkan skala bisnis atau perusahaan yang biasanya dilakukan dengan menambah jumlah karyawan, meningkatkan atau mengembangkan sarana dan prasarana operasional, serta memasuki pasar baru.

Tujuan dilakukannya scale up yaitu untuk meningkatkan pendapatan dari berbagai segmen, baik dalam konteks jumlah pelanggan maupun produk atau jasa yang ditawarkan.

Contohnya seperti bisnis rumahan yang awalnya hanya dikerjakan oleh satu orang lalu scale up menjadi UMKM yang mempekerjakan beberapa karyawan, atau toko offline yang terjun ke internet dengan cara membuat website toko online.

Namun, seperti dalam proses bisnis pada umumnya, scale up tetap memiliki risiko yang bisa berakibat cukup serius pada jalannya perusahaan. Tidak semua bisnis bisa langsung ditingkatkan, misalnya hanya karena sudah berhasil balik modal.

Apabila saat ini Anda sedang berencana untuk scaling up bisnis, sebaiknya lakukan asesmen lebih dulu untuk memahami apakah bisnis Anda sudah siap melakukan ekspansi. Cari tahu ciri-ciri bisnis yang sudah siap scale up agar nantinya Anda bisa melangkah dengan lebih hati-hati.

Ciri-Ciri Bisnis yang Siap Scale Up

Sebelum memulai proses scale up, Anda perlu melihat kesiapan perusahaan Anda lebih dulu. Langkah ini penting sebagai tindakan preventif untuk menghindari risiko yang bisa berakibat pada gagalnya bisnis.

Ciri-ciri perusahaan yang sudah siap untuk scale up adalah:

  • Banyak peluang bisnis yang dilewatkan. Ini terjadi ketika karyawan tidak bisa lagi menangani beban kerja seperti biasanya. Akibatnya, hadirnya pelanggan baru justru malah menurunkan kualitas layanan yang diberikan.
  • Sudah berhasil mencapai semua tujuan jangka pendek. Artinya bisnis Anda sudah mampu mencapai segala tujuan jangka pendek yang ditetapkan dan pendapatannya meningkat. Namun, Anda kesulitan mencapai tujuan jangka panjang.
  • Arus kas yang kuat dan stabil. Tandanya aset likuid perusahaan Anda semakin bertambah. Anda bisa menjalankan bisnis dengan lancar, menggaji karyawan, membayar biaya operasional, dan membeli inventaris tanpa begitu memikirkan anggaran.

Persiapan Penting Sebelum Scale Up Bisnis

Salah satu pertimbangan terpenting saat akan scaling up adalah mencari orang yang memiliki mindset yang tepat dan keinginan yang kuat.

Misalnya kalau Anda ingin membentuk tim dukungan pelanggan, carilah orang yang senang membantu pelanggan. Untuk divisi konten, Anda bisa mempekerjakan orang yang menyukai hal-hal kreatif dan belajar digital marketing.

Menyelaraskan mindset atau passion dengan posisi dan job desc yang tepat akan membantu Anda lebih memahami kebutuhan niche bisnis. Hasilnya, Anda jadi tahu hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan dalam produk atau layanan Anda.

Selain itu, perlu diingat bahwa membeli fasilitas penunjang bisnis, merekrut karyawan baru, atau menambah budget pemasaran masih belum menjamin keberhasilan proses scale up.

Anda harus memastikan bahwa alur kerja, sistem, dan proses internal perusahaan tetap berjalan lancar.

Nah, untuk hal ini Anda bisa menggunakan beberapa software pendukung seperti tool project management dan software kolaborasi online seperti Slack agar delegasi tugas dan pekerjaan bisa dilakukan tanpa masalah.

Tentu saja hal ini nantinya akan berpengaruh pada angka penjualan dan produksi sehingga bisnis Anda terus berkembang. Apabila Anda juga ekspansi dengan menggaet mitra, jangan lupa membuat email bisnis untuk proses komunikasi yang lebih profesional.

Cara Scale Up Bisnis dengan 7 Strategi Ampuh

Setelah memastikan bahwa bisnis Anda siap untuk mulai scale up serta menetapkan persyaratan rekrutmen dan memilih tool yang akan digunakan, sekarang saatnya Anda mewujudkan rencana tersebut.

Nah, langkah-langkah penting untuk memulai cara scale up adalah:

1. Pahami Sistem Bisnis Saat Ini

Sistem bisnis membantu Anda mencapai tujuan dan target yang diinginkan. Dengannya, Anda bisa mengatur proses dan aktivitas bisnis secara lebih terkelola, misalnya untuk operasional, anggaran, pendapatan, dan marketing.

Agar sistem bisnis Anda senantiasa berjalan mulus dan berkelanjutan, lakukan asesmen untuk segala aspeknya.

Beberapa indikator yang bisa digunakan untuk menilai sistem bisnis meliputi:

  • Tingkat konversi dan penjualan
  • Margin keuntungan
  • Pengeluaran, misalnya untuk web hosting
  • Proses yang bisa diotomatiskan

Selain itu, sistem bisnis memerlukan perencanaan yang matang. Dengan memprediksi pertumbuhan bisnis, mulai dari angka penjualan dan pelanggan baru hingga pendapatan bulanan, Anda bisa menetapkan target yang lebih realistis.

Anda juga harus menerapkan sistem bisnis yang efektif dan efisien, yang dalam hal ini mampu memenuhi ekspektasi dan mengatasi masalah pelanggan.

Hadirkan visi dan misi perusahaan yang menjadi prinsip atau pegangan bagi setiap tindakan atau langkah yang diambil oleh karyawan, mulai dari tingkat manajer hingga pimpinan.

2. Tetapkan Tujuan yang Jelas

Tujuan yang objektif dalam proses scale up adalah hal penting lainnya yang wajib Anda tetapkan. Nantinya, tujuan ini akan menuntun perusahaan Anda berkembang ke arah yang benar dan fokus pada target-target utamanya.

Untuk menetapkan tujuan scale up bisnis, gunakan konsep yang disebut SMART berikut ini:

  • Specific (Spesifik) – jangan tetapkan tujuan yang tidak jelas seperti ‘Mengembangkan produk dan layanan yang ditawarkan’. Fokuslah pada fitur khusus yang ingin Anda tambahkan pada produk, contohnya ‘Membuat produk khusus untuk web developer’.
  • Measurable (Terukur) – pastikan Anda menetapkan angka target yang jelas, misalnya ‘Tingkatkan pendapatan >20% atau Rp50.000.000’.
  • Achievable (Bisa dicapai) – cek apakah target Anda sesuai dengan lingkup industri. Misalnya, kalau Anda berbisnis jasa pembuatan website, cari tahu apakah produk bisa menyertakan fitur khusus yang ingin Anda tambahkan dengan berkonsultasi ke web developer profesional.
  • Realistic (Realistis) – pastikan ada SDM dan resource yang cukup baik dalam hal dana maupun peralatan untuk membantu Anda meraih target.
  • Time-bound (Ada batas waktu) – tetapkan deadline atau tenggat waktu yang masuk akal untuk mewujudkan rencana Anda.

Anda juga bisa mencoba membagi target bisnis berdasarkan waktu pencapaiannya, misalnya target jangka pendek dan jangka panjang.

Selain itu, gunakan sistem OKR untuk membantu memantau dan mengukur target yang berhasil diraih.

Sebagai contoh, misalnya Anda memiliki bisnis jasa kirim dan target Anda adalah untuk menjadi yang terbaik di industri ini. Key result Anda bisa berupa feedback dari 100 pembeli terbanyak, interview dengan 200 mantan pelanggan, dan meraih penilaian minimal 4,5 dari 5.

3. Kembangkan Tim Anda

Saat scale up berarti tim Anda harus menangani lebih banyak pekerjaan karena klien juga bertambah. Sebaiknya pikirkan dengan hati-hati berapa banyak tenaga yang perlu ditambah.

Tetapkan standar tinggi untuk menarik kandidat terbaik yang bisa langsung mengeksekusi berbagai tugas untuk mempercepat perjalanan scale up Anda.

Selain itu, bantu tim yang sudah ada saat ini untuk melakukan penyesuaian dengan alur kerja yang baru. Hal ini juga membantu mempercepat proses training karyawan baru yang Anda rekrut.

Ciptakan lingkungan dan budaya kerja yang menyenangkan, yang membuat karyawan ingin selalu melakukan upaya terbaiknya.

Contohnya, terapkan budaya feedback positif atau berikan penghargaan atas performa yang baik. Hal seperti ini akan membuat mereka merasa lebih dihargai.

Komunikasi yang transparan juga bisa meningkatkan kepercayaan antara Anda sebagai pemberi kerja dan karyawan. Proses delegasi pekerjaan pun bisa lebih mudah tanpa micro-management.

Hasilnya? Mereka akan memiliki rasa kepemilikan tinggi dan bisnis Anda bisa tetap berjalan lancar tanpa harus diawasi secara ketat.

Atau, Anda bisa menggunakan jasa agensi atau freelancer untuk membantu proses scaling up bisnis dengan lebih cepat.

4. Selalu Prioritaskan Pelanggan

Layanan pelanggan adalah salah satu pusat kekuatan utama bisnis. Anda bisa meningkatkan kepuasan pelanggan dan meraih loyalitas mereka dengan memaksimalkan area ini.

Gunakan program referral seperti yang dilakukan oleh Bank Jago untuk membantu Anda mendapatkan calon pelanggan dan meningkatkan penjualan. Pelanggan setia akan menerima reward melalui program tersebut, misalnya diskon dan produk gratis.

Sebagian besar bisnis di niche yang sama bersaing untuk mendapatkan klien dengan berbagai promosi. Untuk mencari tahu kebutuhan utama klien, cobalah membangun relasi dengan mereka agar Anda tahu produk dan layanan apa yang harus dikembangkan.

Jangan lupa, fokuslah untuk menyempurnakan UI/UX design produk karena UX adalah salah satu faktor pertama yang akan menentukan kesan pelanggan terhadap bisnis Anda. Pengalaman pengguna yang baik berpotensi meningkatkan penjualan.

5. Tingkatkan Operasional

Apabila sudah mantap untuk meningkatkan produktivitas dan angka penjualan, Anda bisa mulai dengan melakukan peningkatan dan penyempurnaan pada operasional bisnis Anda.

Buat sistem manajemen operasi yang baik dan efektif untuk membantu Anda memaksimalkan produk, layanan, dan memperhatikan pelanggan. Alhasil, kualitas produk akan lebih terjaga dan berpotensi menarik lebih banyak pelanggan setia.

Gunakan software bisnis untuk memudahkan proses ini, seperti FreshBooks yang menawarkan layanan akuntansi agar Anda bisa mengelola keuangan secara lebih efisien.

Selain itu, minta karyawan Anda untuk berbagi ide tentang cara scale up dan meningkatkan operasi bisnis. Mereka pasti dengan senang hati berkontribusi karena merasa diikutsertakan langsung dalam prosesnya.

6. Perluas Relasi Partner

Dengan strategi partnership yang tepat, perusahaan Anda bisa menjangkau pasar baru, menghadirkan lebih banyak manfaat, meningkatkan brand awareness, dan lebih unggul dari kompetitor.

Namun, pahami dulu target partner Anda sebelum memulai. Ada yang fokus pada profit, dan ada juga yang memprioritaskan kepuasan pelanggan. Akan sulit untuk memperkirakan keberhasilan jangka panjang kalau tujuannya saja sudah tidak sama.

Selanjutnya identifikasi perusahaan yang cocok dengan bisnis Anda. Langkah ini bisa dimulai dengan mencari brand yang kira-kira punya segmen pelanggan yang sama dengan Anda.

Misalnya kalau menyediakan jasa desain web, Anda bisa menjalin partnership dengan perusahaan website builder yang bisa menawarkan template buatan Anda.

7. Optimalkan Tingkat Konversi

Tingkat konversi adalah persentase pengunjung website yang melakukan tindakan yang Anda inginkan, mulai dari mengklik tombol tertentu, mengisi formulir, hingga melakukan pembelian. Sebagian besar website memiliki banyak target konversi dengan angkanya sendiri.

Konversi yang meningkat berarti Anda akan memperoleh lebih banyak pendapatan, menghemat biaya akuisisi, dan menjangkau lebih banyak calon pelanggan. Bisnis pun bisa terus tumbuh secara berkelanjutan.

Untuk menghitung persentase konversi, bagi jumlah konversi dengan jumlah pengunjung website lalu kalikan 100. Contohnya, kalau mencapai 100 penjualan dari 1.000 pengunjung, maka tingkat konversi Anda adalah 10%.

Optimalkan metrik ini dengan mengidentifikasi tujuan konversi Anda dan bagian mana yang ingin ditingkatkan. Misalnya, Anda bisa fokus pada konversi yang mengoptimalkan performa marketing seperti jumlah pelanggan yang berlangganan newsletter email.

Selanjutnya Anda perlu membuat penawaran yang sulit ditolak agar konversi berhasil. Contohnya, gunakan gambar berkualitas HD, buat judul yang menarik dan menjelaskan manfaatnya, serta upayakan performa website tetap lancar dan stabil.

Perbedaan Scale Up dan Pertumbuhan Bisnis

Growth atau pertumbuhan bisnis adalah proses menambah sumber daya baru untuk meningkatkan pendapatan. Sebagian besar perusahaan akan menambah jumlah karyawan dan teknologi baru untuk mendukung pertumbuhan meskipun mungkin belum dibutuhkan.

Sedangkan pengertian scale up adalah upaya untuk meningkatkan profit perusahaan tanpa penambahan sumber daya yang signifikan. Scaling up dilakukan untuk mengembangkan perusahaan tapi dengan biaya, alat, dan kemampuan tim yang diukur dengan cermat.

Contohnya Anda bisa menggunakan tool email marketing untuk meningkatkan penjualan dengan biaya yang jauh lebih hemat daripada harus membeli slot iklan di majalah atau channel TV.

Jadi bisa disimpulkan bahwa perbedaan utama business growth dan scale up adalah biaya yang perlu dikeluarkan.

Salah satu contoh perusahaan yang berhasil scaling up adalah Google. Mereka berhasil menemukan cara yang tepat meningkatkan jumlah pelanggan dengan cepat melalui strategi yang menghemat waktu dan biaya, seperti mempekerjakan lebih sedikit karyawan namun benar-benar ahli di bidangnya dan fokus pada pengembangan produk. Hasilnya, mereka berhasil meraih pertumbuhan yang konsisten.

Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Scale Up Bisnis

Memang sih, bagi beberapa pemilik bisnis kecil atau yang baru memulai, scale up adalah proses yang tampak menggiurkan. Namun Anda juga bisa menghadapi beberapa hambatan yang tidak terduga.

Dengan mengingat hal ini, kami akan membahas kesalahan paling umum yang perlu Anda hindari saat memulai cara scale up bisnis:

  • Tidak memiliki faktor pendukung yang kuat. Sebelum mulai scaling up, penting untuk memastikan bahwa perusahaan Anda sudah memiliki visi, misi, budaya, dan target yang jelas. Dengan begitu Anda pun bisa menerapkan strategi, mengelola arus kas, atau mengoptimalkan alur kerja dengan baik karena sudah tahu tujuan yang ingin dicapai.
  • Proses rekrutmen yang tidak efektif. Demi kelancaran bisnis, carilah karyawan yang mampu dan bersedia mengikuti visi dan misi perusahaan.
  • Penambahan fitur yang tidak perlu. Seiring dengan perkembangannya, sejumlah perusahaan mencoba menambahkan fitur baru tanpa mempertimbangkan kebutuhan pelanggan atau konsumen. Akibatnya, bisnis mereka pun menjadi kurang fokus pada pelanggan.
  • Hanya fokus pada angka, bukan kualitas. Hampir semua bisnis pasti berusaha menghemat biaya untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Namun, mereka lupa dengan kualitas layanan atau kepuasan pelanggan. Nah, inilah yang harus Anda fokuskan, yaitu benar-benar mengutamakan pelanggan sehingga mereka terus kembali pada brand Anda.
  • Proses scale up yang terlalu cepat. Memang asyik melihat pendapatan yang meningkat, tapi bukan berarti Anda bisa langsung scaling up tanpa pertimbangan lebih lanjut. Pastikan dulu bahwa Anda bisa membuat pelanggan merasa puas.

Jadi, Scale Up Adalah…

Scale up adalah proses yang tidak mudah bagi hampir setiap wirausahawan baru. Proses ini mengharuskan Anda menentukan model bisnis yang tepat, tim yang solid, rencana yang kuat, dan tool yang tepat.

Namun, dengan rencana bisnis yang matang dan komitmen yang kuat terhadap konsumen dan pelanggan, ada banyak peluang bagi Anda untuk berhasil memulai cara scale up bisnis.

Berikut adalah rekap singkat tentang cara scale up bisnis:

  • Lakukan asesmen pada sistem saat ini guna menilai kesiapan bisnis untuk scale up.
  • Tetapkan target dan tujuan yang pasti untuk menentukan arah bisnis Anda.
  • Rekrut orang baru dengan mindset yang tepat untuk tim Anda.
  • Prioritaskan pelanggan untuk meraih loyalitas.
  • Optimalkan operasional untuk meningkatkan produktivitas.
  • Perluas jangkauan kemitraan untuk memberikan solusi inovatif.
  • Maksimalkan konversi untuk meningkatkan pendapatan.

Semoga artikel ini bisa membantu Anda scale up bisnis tanpa masalah, ya. Jangan lupa sampaikan komentar atau pertanyaan Anda di kolom komentar kalau perlu diskusi lebih lanjut. Salam sukses selalu!

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.