Apa Arti Portofolio: Fungsi, Jenis, dan Cara Membuatnya

Portofolio adalah kumpulan hasil karya terbaik yang menunjukkan pengalaman dan kemampuan profesional yang dikuasai. Berbagai bidang pekerjaan kini sering meminta portofolio sebagai bukti valid untuk menunjukkan pengalaman kerja seseorang.

Staf HRD juga biasanya menjadikan portofolio sebagai alat penilaian bagi orang yang mencari kerja. Maka dari itu, penting untuk memiliki portofolio yang menarik agar karier Anda lancar ke depannya dan bisa dilirik oleh banyak klien.

Kali ini, kami akan menjelaskan arti portofolio dan cara membuatnya untuk membantu Anda mencapai tujuan profesional Anda. Nantinya, Anda pun bisa membuat portofolio yang efektif dan mendemonstrasikan kemampuan profesional Anda. Yuk langsung mulai saja!

Apa Arti Portofolio?

Portofolio merupakan media yang mendokumentasikan pendidikan, pengalaman, dan pekerjaan yang pernah dilakukan, biasanya dimiliki oleh pribadi dan entitas lain, yang disatukan secara relevan sesuai bidang profesional yang dijalani.

Sebenarnya, dalam cakupan yang lebih luas, ada beberapa pengertian portofolio yang mungkin cukup berbeda dengan definisi umum selama ini.

Menurut KBBI, arti portofolio adalah:

  • Gabungan pemilikan lebih dari satu saham, obligasi, komoditas, dan sebagainya oleh seseorang atau investor kelembagaan.
  • Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.

Namun, tanpa embel-embel kata ‘saham’ atau yang lainnya, sebenarnya arti portofolio lebih dikenal sebagai kumpulan karya dan informasi lengkap yang berhubungan dengan keterampilan dan skill di bidang pekerjaan tertentu.

Di artikel ini, kami akan membahas berbagai hal seputar portofolio dalam konteks kumpulan dokumen yang mencantumkan riwayat profesional.

Apa Fungsi Portofolio?

Tujuan dibuatnya portofolio adalah untuk menunjukkan skill profesional melalui contoh-contoh hasil karya pilihan yang pernah dikerjakan. Utamanya, portofolio digunakan sebagai faktor pendukung dalam mencari pekerjaan atau proyek.

Bidang pekerjaan kreatif biasanya mewajibkan portofolio dalam proses seleksi. Walaupun tidak wajib untuk beberapa bidang lainnya, portofolio bisa meningkatkan kemungkinan Anda diterima.

Tim HR mengutamakannya karena mereka bisa melihat dengan jelas bagaimana hasil pekerjaan Anda, gaya bekerja, dan produk sukses apa yang sudah dibuat, misalnya website, artikel, foto, produk digital, dan lain-lain. 

Portofolio juga tidak hanya membantu dalam proses seleksi perusahaan untuk memperoleh pekerjaan tetap, tapi juga sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja freelance online.

Dengan menunjukkan hasil karya keren dari proyek sebelumnya, portofolio Anda lebih berpotensi dilirik oleh calon klien. Apalagi kalau dibuat di website atau platform online yang bisa dijangkau oleh siapa saja di seluruh dunia, seperti contoh portofolio milik Edward Hinrichsen ini.

contoh Portofolio desainer UI/UX Edward Hinrichsen

Selain itu, portofolio adalah sarana untuk mengasah skill Anda lebih jauh lagi sebagai seorang profesional. Sebab, dalam pembuatan portofolio, Anda pasti akan berupaya menciptakan portofolio sekreatif dan semenarik mungkin.

Semua pengalaman Anda selama ini akan turut dicurahkan untuk membuat kumpulan hasil karya terbaik. Apalagi karena harus relevan dengan hasil kerja sebenarnya, Anda dituntut untuk jujur dalam memamerkan skill Anda.

Fatal akibatnya kalau portofolio tidak dibuat sendiri dan malah meminta bantuan orang lain yang lebih ahli. Bisa-bisa kepercayaan perusahaan atau klien pun hilang karena hasil yang mereka terima tidak sesuai ekspektasi.

Perbedaan Portofolio dan CV

Beberapa orang juga mungkin mengira bahwa portofolio, CV (curriculum vitae), dan resume adalah hal yang sama. Padahal walaupun sama-sama digunakan dalam konteks mencari pekerjaan atau klien, keduanya sebenarnya cukup berbeda.

Portofolio adalah media untuk mendokumentasikan perkembangan karya atau proyek profesional yang pernah dikerjakan dan dibuat dalam bentuk yang relevan dengan pekerjaannya, sedangkan CV adalah dokumen yang mencantumkan riwayat kerja dan bidang pendidikan.

Resume atau CV juga umumnya berupa file yang hanya berisi tulisan dan sedikit visual. Contohnya untuk CV web developer, poin-poin yang dicantumkan lebih banyak berfokus pada daftar karier dan pencapaian profesional yang pernah diraih.

Sementara itu portofolio bisa disusun dalam berbagai bentuk menyesuaikan bidang pekerjaan Anda. Misalnya kalau berprofesi sebagai web developer, Anda bisa membuat portofolio web developer dalam bentuk website sebagai bukti bahwa Anda ahli dalam membuat website yang keren.

Jenis-Jenis dan Contoh Portofolio

Jenis-jenis portofolio biasanya dibagi menurut bidang pekerjaan, produk, atau layanan yang disediakan. Contohnya Anda bisa membuat portofolio fotografi, artistik, akademis, bisnis, jurnalistik, dan lain-lain.

Tiap jenis ini sebaiknya hanya dibuat untuk satu tujuan. Nah, untuk membantu Anda memutuskan ingin membuat portofolio yang seperti apa, berikut kami jelaskan jenis-jenis portofolio yang banyak digunakan saat ini.

1. Portofolio Fisik

Meskipun masih banyak digunakan terutama oleh arsitek dan insinyur, jenis portofolio ini dulunya lebih umum. Sebelum internet dan teknologi digital hadir, pekerja profesional kreatif biasanya selalu membawa map yang berisi contoh proyek terbaik mereka.

Yap, map dan berkas-berkas di dalamnya ini adalah portofolio fisik karena merupakan kumpulan karya yang paling relevan dengan pekerjaan.

Apabila ingin membuat portofolio fisik, beberapa poin utama yang perlu perhatikan adalah kualitas cetak berkas Anda. Pilih kertas A3 atau A4 premium dan gunakan printer yang menjaga kualitas karya Anda.

2. Portofolio File Digital

Portofolio digital kini sangat populer sejak teknologi bisa dijangkau oleh siapa pun dan di mana pun. Pekerjaan di bidang teknologi seperti jurnalis, copywriter, dan content writer memerlukan arsip digital hasil kerjanya.

Format yang paling umum untuk jenis portofolio ini adalah PDF, dan biasanya merupakan ekstensi standar yang ditetapkan untuk proses rekrutmen. Selain itu, PDF bisa dibaca di perangkat apa pun.

Proses pembuatannya juga tidak ribet dan banyak platform yang mendukung sharing file ini, baik di jejaring sosial maupun website profesional. Jenis portofolio ini cukup efektif karena hampir tidak butuh biaya dan mudah dibagikan.

3. Portofolio Online

Berbeda dengan file digital, jenis portofolio ini dibuat di platform digital. Portofolio online mulai berkembang pesat di bidang pekerjaan kreatif terutama sejak banyaknya peluang pekerjaan freelance dan remote working.

Selain lebih mudah disesuaikan karena biasanya sudah ada template sendiri, portoflio online punya peluang sharing paling tinggi. Platform yang tersedia bisa khusus untuk portofolio atau galeri online bersama bagi para seniman.

Freelancer maupun pekerja remote juga bisa buat situs portofolio menggunakan platform online seperti Hostinger Website Builder. Tool ini mudah digunakan dan biasanya sudah menyertakan berbagai fitur yang Anda perlukan untuk membuat portofolio.

Apabila memilih WordPress, tersedia banyak template khusus website portoflio yang bisa memudahkan pembaca melihat hasil karya Anda secara lebih maksimal dan efektif.

Membuat portofolio di platform online tidak hanya lebih mudah, tapi juga meningkatkan peluang hasil karya Anda bisa dilihat dan diakses oleh calon klien dari berbagai belahan dunia.

Klien-klien potensial biasanya mengakses portal yang menyediakan layanan dari para profesional di bidangnya. Beberapa contohnya adalah Behance, DeviantArt, dan Cargo Collective.

Dengan platform online tersebut, Anda bisa menambahkan sentuhan pribadi pada formatnya agar lebih selaras dengan gaya kreatif Anda serta karya yang dipilih.

Informasi yang Wajib Disertakan dalam Portofolio

Tentu saja bagian terpenting yang harus ada dalam portofolio adalah contoh karya Anda, baik dalam bentuk hasil fotografi, artikel, website, e-book, aplikasi, dan lain sebagainya. Beberapa informasi lainnya bersifat opsional, misalnya CV dan surat lamaran.

Namun, perlu diingat bahwa Anda sebaiknya tidak menyertakan informasi seperti riwayat pendidikan atau sekolah, universitas, kursus, dan jurusan yang Anda ambil. Ini semua cukup disertakan dalam CV.

Portofolio harus fokus pada tujuannya untuk menampilkan karya dan gaya Anda. Jadi, buatlah portofolio yang user-friendly dan mudah dipahami. Elemen tekstual dan visual harus ditambahkan dengan cermat sehingga karya Anda tidak terlihat berantakan.

Rekomendasi kami, informasi penting yang perlu disertakan dalam portofolio yaitu:

Data diri singkat dan kontak

Portofolio profesional, apa pun jenisnya (fisik maupun digital), harus menyertakan data singkat tentang diri Anda. Oleh karena itu, tambahkan informasi seperti nama lengkap, telepon, dan email. Berikan alamat lengkap kalau dibutuhkan saja.

Tambahkan juga satu kalimat atau paragraf singkat deskripsi diri Anda secara profesional. Tidak perlu terlalu mendetail, cukup rangkuman dari apa yang Anda kerjakan. Misalnya, “Front-ent developer software online dengan 10.000+ daily user”.

Link media sosial profesional

Bagian ini penting agar klien bisa mencari tahu lebih banyak tentang kepribadian Anda. Oleh karena itu, sebaiknya sertakan link media sosial dan website lainnya.

Pastikan profil yang Anda masukkan relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Kalau sering menggunakan Linkedin, Twitter, dan Instagram untuk tujuan profesional, langsung sertakan saja username Anda.

Apabila sering menggunakan platform khusus industri juga seperti GitHub untuk developer, Dribble untuk desainer, Medium untuk copywriter, serta Behance untuk ilustrator dan fotografer, jangan ragu untuk menambahkannya.

Contoh proyek atau karya

Tentu saja, hasil karya dalam portofolio adalah bagian yang paling penting karena memang itulah tujuan utama pembuatannya. Untuk mulai menyusun bagian ini, pikirkan proyek terbaik yang paling Anda banggakan.

Mungkin sedikit sulit untuk menentukan karya seperti apa yang harus ditampilkan terutama kalau Anda sedang melamar pekerjaan tertentu. Jadi, berhati-hati dan cermatlah dalam memahami persyaratan apa saja yang ditetapkan oleh calon klien.

Jangan cantumkan semua hasil pekerjaan selama ini. Cukup yang menurut Anda paling sukses dan relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dilamar saja.

Meskipun tidak sedang melamar pekerjaan tertentu, aturannya pun tetap sama: jangan mencantumkan semua pengalaman, karena nantinya portofolio Anda pasti terlalu panjang dan malah terlihat tidak menarik.

Setelah itu analisis lagi pilihan pertama Anda lalu ingat-ingat proyek mana yang paling membutuhkan kreativitas dan dedikasi tinggi, biasanya proyek untuk brand dan perusahaan besar, serta yang paling menunjukkan diri Anda sebagai seorang profesional.

Deskripsi singkat tentang diri Anda

Bagian singkat ‘About Me’ atau ‘Tentang Saya’ justru bisa menjadi highlight yang membedakan Anda dan orang lain di industri yang sama. Beri tahukan siapa Anda secara singkat, riwayat karier profesional Anda, dan skill yang paling relevan dan dikuasai.

Anda juga bisa memberikan sedikit sentuhan personal yang menggambarkan keseharian Anda di sini. Contohnya Anda bisa mencantumkan hobi dan minat, apalagi kalau masih berhubungan dengan pekerjaan atau industri Anda.

Pengalaman dan sertifikasi

Dalam portofolio, kualitas lebih penting daripada kuantitas. Di bagian pengalaman dan penghargaan, sertakan pekerjaan yang sudah menghasilkan pencapaian penting bagi Anda atau klien yang memberikan proyek tersebut.

Cantumkan pencapaian terbaru serta tunjukkan skill utama dan teknis yang diterapkan saat mengerjakannya. Tetaplah rendah hati namun profesional karena tujuan Anda adalah untuk mengesankan pembaca.

Pengalaman boleh hanya lingkup profesional, atau hal-hal lainnya seperti traveling, spesialisasi, atau kegiatan sukarelawan, karena ini juga biasanya dilihat oleh tim perekrut.

Semakin baru, relevan, dan mengesankan pengalaman Anda, semakin besar kemungkinan Anda mendapatkan klien atau pekerjaan.

Cara Membuat Portofolio yang Efektif

Perlu diingat bahwa Anda tidak harus memiliki pengalaman desain bertahun-tahun untuk membuat portofolio. Seperti yang tadi dibahas, sudah ada banyak platform khusus yang akan membantu Anda membuat serta membagikan portofolio.

Pada dasarnya, langkah-langkah membuat portofolio adalah:

1. Tentukan Jenis Portofolio dan Tujuannya

Pastikan apakah Anda akan membuat portofolio fisik, digital, atau online. Cari tahu jenis yang paling cocok di industri Anda dan faktor-faktor yang menjadi daya tarik terbesar bagi calon klien atau pelanggan.

Misalnya untuk melamar posisi web developer, Anda bisa membuat portofolio online dalam bentuk website. Bagi posisi videographer, buat portofolio yang menampilkan karya video Anda.

Setelah itu, tentukan apakah tujuannya adalah melamar pekerjaan atau mempromosikan karya secara lebih umum. Dengan begitu Anda jadi bisa tahu materi dan resource apa saja yang dibutuhkan untuk memamerkan sampel karya Anda.

Cantumkan dalam urutan yang paling menunjukkan relevansi, yang mungkin berbeda-beda tergantung pada tujuan portofolio Anda.

2. Pilih Tool untuk Membuat Portofolio

Apabila memilih platform online, lakukan riset dulu dan kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang platform apa yang paling cocok untuk jenis pekerjaan Anda. Pelajari juga fitur-fitur dan penawarannya.

Kalau memutuskan untuk membuat website, mulailah dengan mencari nama domain dan ekstensi yang cocok dengan brand dan identitas Anda. Pikirkan kata kuncinya lalu cek ketersediannya dengan tool di bawah ini.

Cek Domain Murah

Ketik nama domain yang diinginkan dan segera cek ketersediaannya

Ingat, satu nama domain dan ekstensinya hanya bisa dimiliki oleh satu orang. Jadi kalau sudah memilih nama domain yang tepat, segera beli dan daftarkan sebelum diklaim orang lain.

Untuk portofolio fisik, pastikan untuk mencari tahu perusahaan percetakan setempat yang terkenal bisa membuat hasil bagus. Atau beli bahan yang diperlukan seperti kertas A3 atau A4 dan map yang besar dan kuat.

3. Sesuaikan Isi dan Tampilan Portofolio

Setelah memahami niche dan tujuan Anda membuat portofolio, mulailah memasukkan karya-karya terbaik yang paling relevan. Jangan lupa untuk memberikan sentuhan personal dan kepribadian Anda di dalamnya.

Platform digital memiliki banyak resource, seperti plugin, tema, serta elemen grafis dan tekstual untuk menyempurnakan portofolio Anda. Perhatikan juga kualitas media yang disertakan, jangan sampai buram atau resolusi rendah.

Poin penting lainnya di bagian ini adalah membuat halaman yang responsif sehingga website bisa diakses dan dilihat tanpa masalah layout di perangkat apa pun.

4. Publikasikan dan Promosikan Portofolio

Nah, setelah selesai membuat portofolio, Anda perlu memublikasikan dan mempromosikannya. Jangan salah, langkah ini juga penting karena portofolio yang menarik tidak akan ada gunanya kalau tidak ada yang melihatnya.

Oleh karena itu, cobalah untuk membagikan link portofolio online atau link website Anda di media sosial lalu pelajari strategi yang tepat dalam social media marketing.

Kami juga merekomendasikan agar Anda terus mencoba meningkatkan traffic website portofolio serta memaksimalkan strategi SEO Anda. Cari tahu teknik SEO terbaik untuk menjangkau lebih banyak pengunjung dan calon klien.

5. Pastikan Portofolio Selalu Up-to-Date

Seiring Anda mengerjakan proyek-proyek lainnya, tambahkan skill dan pengalaman tersebut ke daftar layanan yang Anda tawarkan. Selalu pastikan relevansinya dengan industri Anda.

Portofolio yang terlihat tidak diurus dan diperbarui tentu saja tidak akan terlihat menarik bagi klien maupun perekrut. Jadi, pastikan untuk terus mengupdate portofolio Anda dengan proyek terkini, yang juga menunjukkan bahwa Anda terus berkembang.

Kesimpulan

Di artikel ini, Anda sudah mempelajari berbagai hal seputar portofolio, mulai dari pengertian portofolio hingga cara membuatnya.

Pada dasarnya, portofolio adalah kumpulan dokumen yang berfungsi untuk memamerkan pengalaman dan skill profesional yang Anda kuasai. Ada beberapa manfaat portofolio, seperti menunjukkan bakat kreatif dan profesionalisme Anda, serta menjadi pendukung pengalaman saat mencari pekerjaan. 

Penting untuk membuat portofolio yang user-friendly serta mencerminkan pengalaman dan keterampilan Anda. Kalau bisa, berikan ciri khas Anda berdasarkan skill profesional yang dikuasai. Jangan sertakan terlalu banyak informasi dan selalu update portofolio Anda. 

Bagikan dan promosikan juga portofolio Anda agar makin banyak calon klien dan perusahaan yang melihatnya. Misalnya, Anda bisa share link di berbagai media sosial profesional yang dimiliki. Semakin menarik portofolio, semakin tinggi peluang Anda mendapatkan proyek.

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.