Apa Itu e-Commerce? Pengertian, Model Bisnis, & Contohnya

Apa Itu e-Commerce? Pengertian, Model Bisnis, & Contohnya

E-Commerce atau electronic commerce adalah segala aktivitas terkait transaksi online yang dilakukan secara elektronik, baik melalui internet atau jaringan lainnya, seperti perbankan online, proses jual beli, hingga penawaran jasa.

Mungkin, selama ini e-Commerce secara umum diartikan sebagai kegiatan belanja online yang hanya melibatkan aktivitas membeli dan menjual produk fisik atau digital melalui Internet. Padahal, e-Commerce sebenarnya memiliki arti yang lebih luas.

Kalau Anda ingin tahu lebih lanjut tentang e-Commerce atau bahkan membuat website e-Commerce sendiri, lanjutkan membaca artikel ini karena kami akan membahas pengertian e-Commerce, model bisnis, serta jenis-jenisnya lengkap. Selamat membaca!

Pengertian e-Commerce dan Trennya Saat Ini

Dalam bahasa Indonesia, e-Commerce berarti Perdagangan Elektronik atau E-niaga. Meski begitu, aktivitas e-Commerce tidak hanya meliputi kegiatan belanja online, tapi juga berbagai aktivitas yang melibatkan transaksi online seperti internet banking, e-wallet, hingga pemesanan tiket, akomodasi, dan lelang online.

Kini, e-Commerce merupakan salah satu industri yang perkembangannya paling cepat. Berikut adalah beberapa statistik penting tentang pertumbuhan bisnis e-Commerce:

  • Penjualan e-commerce ritel global meningkat 16,8% menjadi $4.921 triliun pada tahun 2021. Jumlah ini diperkirakan akan terus tumbuh dan mencapai 21,8% pada tahun 2024.
  • 56,6% konsumen di Amerika Serikat lebih memilih belanja online.
  • Di tahun 2022, pasar e-Commerce di seluruh dunia diperkirakan mencapai $5,55 triliun.
  • Para ahli memperkirakan bahwa e-Commerce akan mencapai 95% dari seluruh pembelian di tahun 2040.

Dari data tersebut, bisa disimpulkan bahwa tren industri e-Commerce sekarang ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Apalagi, e-Commerce melayani berbagai jenis konsumen, mulai dari perorangan hingga bisnis, yang dibagi menjadi beberapa model bisnis.

4 Model Bisnis e-Commerce

Secara umum, bisnis e-Commerce bisa dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan kriterianya masing-masing. Di artikel ini, kami akan mengategorikan website e-Commerce menjadi 4 segmen pasar online berdasarkan pihak yang terlibat dalam transaksi.

Berikut adalah 4 jenis utama e-Commerce berdasarkan model bisnisnya:

1. Business to Consumer (B2C)

B2C adalah model bisnis yang melibatkan perusahaan sebagai pihak yang menjual produk dan layanan secara langsung ke konsumen akhir.

Beberapa contoh usaha yang menggunakan model B2C termasuk:

  • Ritel – yaitu saat bisnis menjual barang atau jasa langsung ke konsumen untuk penggunaan pribadi, bukan menjualnya kembali ke pihak lain. Contohnya adalah konsumen yang membeli iPhone dari Apple, memesan sepatu dari adidas, atau menggunakan jasa seseorang dari Lawn Guru untuk merapikan rumput di halaman rumah.
  • Dropshipping – penjual tidak perlu menyimpan stok barang sendiri, tapi cukup membeli barang dari pemasok pihak ketiga yang akan mengirimkan barang langsung ke pembeli. Pengelolaan yang mudah dan modal yang rendah menjadi beberapa alasan mengapa banyak usaha kecil yang menggunakan model ini. Contoh pemasok dropship termasuk Megagoods dan Sunrise Wholesale.
  • Crowdfunding – mengajak orang lain untuk mendanai bisnis atau produk baru dengan imbalan tertentu. Imbalan ini bisa berupa hadiah kecil, bunga uang, atau saham perusahaan. Beberapa contoh platform crowdfunding adalah GoFundMe dan Kickstarter.
LawnGuru jenis e-Commerce business to consumer

2. Business to Business (B2B)

Dalam model B2B, kedua pihak yang terlibat sama-sama merupakan badan usaha. Biasanya, transaksi ini terjadi ketika suatu bisnis perlu mencari bahan baku untuk membuat produk.

Mari ambil industri produksi mobil sebagai contoh. Dalam hal ini, pabrikan mobil membeli bahan baku dari produsen. Transaksi B2B yang terjadi bisa meliputi pembelian ban, selang karet, dan wiper kaca, atau bahan-bahan untuk membuat produk akhir mobil yang nantinya dijual kepada pelanggan.

Oleh karena itu, transaksi e-Commerce B2B biasanya menghasilkan penjualan bervolume tinggi dan lebih banyak pembelian berulang.

e-Commerce grosir termasuk dalam kategori ini, yaitu ketika bisnis menjual produk dalam jumlah besar dan dengan harga rendah ke pengecer online, bukan secara langsung ke pengguna akhir.

Beberapa contoh perusahaan B2B termasuk Berlin PackagingFlexfire LEDs, dan Bulk Bookstore.

Flexfire LED model bisnis e-commerce B2B

3. Consumer to Business (C2B)

Bisnis C2B memungkinkan individu menjual barang dan jasa kepada perusahaan. Dengan cara ini, konsumen memiliki wewenang untuk menentukan harga jualnya sendiri. Contoh model bisnis C2B adalah program afiliasi dan website freelance.

Program afiliasi adalah sistem pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dengan membayar pihak lain untuk mempromosikan barang atau jasa mereka. Biasanya, pihak yang dibayar adalah orang yang sudah cukup terkenal dan punya banyak followers. Contohnya adalah perusahaan makeup yang mengajak beauty blogger sebagai afiliasinya.

Perusahaan biasanya memberikan link khusus untuk diletakkan di website atau channel milik affiliate marketer. Setiap kali pembaca mengklik link tersebut dan diarahkan ke website atau toko online perusahaan, pihak marketer mendapatkan komisi sesuai perjanjian.

Di sisi lain, freelancer menawarkan jasanya kepada perusahaan. Freelancer bisa berasal dari bidang keahlian apa pun, mulai dari web development hingga jasa keuangan.

Alur transaksinya mungkin berbeda-beda di setiap platform. Ada yang mungkin mengharuskan perusahaan menghubungi freelancer dulu, sementara platform lainnya langsung mengizinkan bisnis mempekerjakan freelancer tanpa harus ada konfirmasi mendetail.

Nah, contoh website e-Commerce yang menggunakan model bisnis ini adalah UpworkHubstaff Talent, dan Fiverr.

homepage upwork

4. Consumer to Consumer (C2C)

Model bisnis C2C menghubungkan sesama konsumen online, memungkinkan seseorang menjual produk atau jasa ke konsumen lain. Banyak juga orang yang menggunakan cara ini untuk menjual produk buatan tangan atau barang second.

Proses ini biasanya terjadi di marketplace online yang memotong biaya dari keuntungan. Contoh website e-Commerce B2C yang juga membantu pelanggan menjual barang atau jasa ke konsumen lain dengan mendaftar akun adalah Etsy dan Craigslist.

Di samping itu, beberapa platform e-Commerce seperti eBay memungkinkan konsumen menjual produk melalui lelang online, bukan pembelian langsung.

Penjual akan melelang suatu produk untuk jangka waktu tertentu, dan orang-orang boleh menawar produk tersebut. Setelah lelang berakhir, orang yang bersedia membayar paling mahal bisa membeli produk tersebut.

Selain website e-Commerce, transaksi C2C juga bisa dilakukan melalui platform transfer uang seperti PayPal atau media sosial seperti Instagram atau Facebook.

Jenis Bisnis e-Commerce Menurut Barang dan Jasa yang Dijual

Berikut ini adalah jenis ide bisnis dan layanan yang bisa ditawarkan oleh toko e-Commerce:

  • Produk fisik. Berupa barang yang memiliki bentuk fisik, seperti pakaian, produk kecantikan, perhiasan, makanan, mobil, dan komputer.
  • Produk digital. Mengacu pada produk yang tidak memiliki bentuk fisik, seperti lagu, eBook, kursus online, dan software komputer. Beberapa bisnis juga menjual foto di internet sebagai fokusnya.
  • Jasa/layanan. Ketika seseorang menawarkan skill dan kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan tertentu dan mendapatkan bayaran per proyek atau per jam. Contohnya termasuk desainer grafis, web developer, dan penerjemah.

Beberapa bisnis di internet mungkin menawarkan produk dan layanan ini melalui pembelian satu kali atau sistem langganan.

Pembelian online satu kali berarti transaksi hanya terjadi satu kali. Misalnya, transaksi selesai ketika pelanggan membeli kemeja dan barang tersebut dikirimkan kepada mereka.

Sedangkan dengan sistem langganan, pembeli membayar suatu produk atau jasa secara berulang per bulan atau tahun. Mereka bisa menikmatinya selama masih membayar langganan tersebut.

Misalnya, ketika pelanggan membeli paket hosting toko online dari Hostinger, mereka bisa memilih untuk membeli paket tersebut selama satu tahun. Pelanggan juga bisa memilih untuk memperpanjang paket secara manual atau otomatis.

Contoh lainnya adalah layanan katering seperti HelloFresh. Bisnis online ini mengirimkan bahan-bahan makanan sesuai pesanan setiap minggu beserta resep dan cara masaknya kepada pelanggan. Mereka juga bisa memilih makanan sesuai pola makannya serta jumlah resep per minggu.

Apa Keuntungan Memulai Toko e-Commerce?

Ada banyak keuntungan untuk memulai bisnis e-Commerce Anda sendiri, apalagi industri ini kini sedang berkembang pesat.

Berikut adalah beberapa keuntungan membuat website toko online daripada bisnis konvensional:

1. Pasar Tersedia Secara Global

e-Commerce tidak terbatas ruang dan waktu. Penjual bisa menyediakan produknya kepada siapa pun di seluruh dunia dan meningkatkan penjualannya. Belanja online juga lebih mudah dengan adanya perangkat seluler, yang turut berkontribusi terhadap pertumbuhan e-Commerce.

Produk yang disediakan melalui toko online akan lebih mudah ditemukan dan dibeli dari mana pun, memungkinkan bisnis kecil menjual produk yang sedang tren dalam jumlah yang tidak kemungkinan tidak bisa dicapai melalui toko fisik.

Selain jangkauan pasar yang lebih luas, toko online juga tidak mengharuskan penjual mendirikan toko fisik. Misalnya, bisnis fisik memerlukan gudang untuk menyimpan stok barang, etalase untuk menjual produk, dan mempekerjakan karyawan.

Sebaliknya, dengan bisnis e-Commerce, Anda bisa langsung mulai berjualan di toko online setelah menyiapkannya dan mengiklankan barang atau layanan yang akan dijual.

2. Buka 24 Jam, 7 Hari Seminggu, Sepanjang Tahun

Dengan membuka toko di internet, Anda bisa berjualan kapan saja selama website Anda tersedia. Sedangkan di toko fisik, ada jam buka yang membatasi transaksi sehingga pelanggan tidak bisa membeli produk kapan pun mereka membutuhkannya.

Terlebih lagi, 87% pembeli kini lebih suka mencari produk secara online. Ada kepuasan tersendiri bagi pelanggan ketika mereka bisa mendapatkan barang yang diinginkan kapan saja hanya melalui desktop atau HP.

Tentu saja, hal ini sangat memudahkan para penjual yang menargetkan konsumen global. Di mana pun pelanggan berada, jam berapa pun waktu saat ini di wilayah mereka, Anda tetap bisa mendapatkan pelanggan.

Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, gunakan chatbot agar Anda bisa memberikan bantuan pelanggan setiap waktu, baik saat online maupun tidak.

3. Biaya Operasional Lebih Murah

Selain tidak mengharuskan Anda mendirikan toko fisik, membangun toko e-Commerce juga akan menghemat biaya operasional.

Dengan mulai berjualan online, Anda bisa menghemat biaya gudang dan penyimpanan stok melalui memulai model bisnis dropshipping. Cukup hubungi pemasok untuk memenuhi pesanan atas nama Anda.

Tergantung pada platform yang dipilih, biaya membuat toko online juga cukup terjangkau. Misalnya, untuk membuat website e-Commerce, Anda bisa membeli hosting dari Hostinger hanya seharga Rp12900.00/bulan dan ekstensi domain .com seharga Rp147.900/tahun.

Harga iklan online juga biasanya lebih murah dibandingkan dengan channel konvensional seperti iklan TV. Beberapa platform iklan online yang tersedia adalah Facebook, Google, dan Instagram.

Selain iklan berbayar, ada juga cara gratis untuk memasarkan produk. Contohnya yaitu postingan media sosial atau blog organik dengan memaksimalkan strategi SEO website toko online Anda. Jangan lupa, sesuaikan strategi pemasaran Anda agar tidak melebihi anggaran.

Terakhir, Anda tidak perlu menggaji karyawan karena bisnis bisa dikelola sendiri. Bahkan, kalau ternyata perlu merekrut karyawan, cukup 1-2 orang saja karena fitur platform e-Commerce kini sudah semakin canggih.

4. Manajemen Lebih Mudah

Dengan E-Commerce, bisnis bisa mengotomatiskan manajemen stok berkat tool dan layanan yang disediakan. Proses terkait stok produk dan operasional pun menjadi lebih simpel dan mudah.

Misalnya, Anda bisa menambah, mencatat, dan mengelola daftar produk dari satu halaman saja.

Detail pengiriman juga bisa ditangani tanpa perlu repot berkat tool penghitungan real-time. Anda tidak perlu lagi bolak-balik membuat dan mengedit informasi seputar ongkos kirim. Platform e-Commerce juga biasanya menawarkan berbagai opsi pembayaran, dan pelanggan bisa memilih opsi yang mereka inginkan.

Beberapa platform toko online bahkan sudah dilengkapi dengan template siap pakai yang profesional dan mudah disesuaikan, jadi Anda tidak perlu menyewa jasa desainer grafis. Pilih opsi yang paling Anda sukai untuk website toko online, lalu atur elemen sesuai keinginan.

Tak perlu jauh-jauh mencari, karena semua fitur di atas bisa Anda dapatkan dengan website builder toko online. Platform ini juga menyediakan tool dengan teknologi AI yang berguna untuk memudahkan Anda melakukan berbagai tugas terkait bisnis.

Misalnya, Logo Maker akan membantu Anda mendesain logo yang menarik dan profesional sesuai nama bisnis dan identitas brand. Sementara itu, AI Writer bisa membantu Anda menulis copywriting yang dioptimasi untuk SEO.

website builder toko online hostinger

Dengan platform yang tepat, Anda bisa meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta lebih fokus mengembangkan bisnis. Toko online Anda pun akan menghadirkan pengalaman pengguna yang luar biasa bagi pelanggan Anda.

5. Informasi Lebih Jelas dan Sesuai Strategi

Dengan toko fisik, Anda hanya bisa menyajikan sedikit informasi mengenai setiap produk.

Namun, dengan toko e-Commerce, Anda bisa menambahkan deskripsi mendetail tentang produk atau layanan, serta menampilkan sebanyak mungkin varian sesuai keinginan. Anda bahkan bisa melengkapi informasi brand untuk meningkatkan kredibilitas dan membangun kepercayaan pelanggan.

Fitur minor ini mungkin tidak begitu signifikan, tapi cukup efektif untuk membantu meningkatkan penjualan. Menurut sebuah studi, konsumen yang cukup mengenal suatu produk akan merasa lebih puas dan percaya diri dengan keputusan mereka untuk membeli.

Memiliki bisnis e-Commerce juga memungkinkan Anda menggunakan strategi penargetan prospek, seperti email marketing yang dipersonalisasi atau campaign iklan bertarget.

Karena toko online memungkinkan Anda mengumpulkan data konsumen, Anda bisa menerapkan strategi pemasaran sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan informasi pelanggan, seperti jenis kelamin, usia, atau riwayat pembelian.

Dengan memahami target audiens, Anda punya peluang lebih besar untuk meningkatkan konversi. Gunakan data pelanggan untuk menyajikan berbagai jenis konten pemasaran dan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk berbagai demografi.

Untuk memaksimalkan potensi penjualan, pelajari cara mengoptimalkan daftar produk dengan menggabungkan copywriting yang persuasif, gambar berkualitas, dan keyword relevan yang sesuai dengan preferensi audiens.

Contoh Website e-Commerce yang Sukses

Untuk membantu Anda mendapatkan inspirasi dan pemahaman yang lebih baik tentang website cara sukses dengan website e-Commerce, mari lihat beberapa perusahaan e-Commerce terbaik saat ini.

Amazon

homepage amazon

Merupakan salah satu pemain terbesar di industri ini, Amazon adalah perusahaan teknologi dan ritel online dari Amerika. Fokusnya meliputi e-Commerce, streaming digital, cloud computing, dan kecerdasan buatan.

Amazon.com memiliki banyak anak perusahaan yang menyediakan berbagai produk dan layanan. Beberapa contohnya termasuk Amazon Fresh, layanan pengiriman bahan makanan yang beroperasi di Amerika Serikat, dan Amazon Web Services (AWS), anak perusahaan yang menyediakan API dan platform cloud computing.

Walmart

homepage walmart

Masih dari perusahaan ritel Amerika, Walmart menyediakan hampir segala produk atau layanan yang dicari pelanggan. Contoh produk yang dijualnya adalah peralatan berkebun, perlengkapan kantor, film, dan buku. Perusahaan ini juga menyediakan layanan, seperti kesehatan dan perawatan mobil.

Salah satu faktor sukses Walmart adalah prinsipnya dalam menawarkan harga murah kepada pelanggan. Mereka mencapainya melalui berbagai metode, seperti menghemat biaya operasional, teknologi barcode canggih, dan manajemen rantai pasok, serta kolaborasi langsung dengan berbagai produsen.

Alibaba

homepage alibaba

Juga dikenal sebagai Alibaba Group, Alibaba adalah perusahaan ritel online dan teknologi dari Tiongkok yang berfokus pada berbagai segmen pasar e-Commerce, mesin pencari, dan layanan cloud computing.

Mereka memiliki banyak anak perusahaan untuk memperluas jangkauan onlinenya di berbagai niche pasar. Misalnya, Alibaba.com adalah marketplace online yang berfokus pada transaksi grosir B2B, sedangkan AliExpress lebih banyak melayani transaksi B2C.

Ada juga Taobao, platform toko online yang hanya tersedia dalam bahasa Tiongkok, yang dibuat untuk memfasilitasi transaksi e-Commerce C2C.

Wayfair

homepage wayfair

Berbeda dari raksasa e-Commerce sebelumnya yang menyediakan hampir semua produk, Wayfair fokus di niche khusus: perabotan rumah tangga. Namun, jangan salah, website ini menawarkan jutaan produk yang bisa dipilih.

Sebelumnya dikenal sebagai CSN Stores, perusahaan Amerika ini beroperasi dengan model dropship, bekerja sama dengan lebih dari 10.000 pemasok di seluruh dunia. Mereka menjual produknya melalui 5 website ritel berbeda: AllModern, Joss & Main, Perigold, Birch Lane, dan website utama Wayfair. Setiap website ini menyediakan furnitur dan dekorasi rumah dengan gaya berbeda.

eBay

homepage ebay

Perusahaan asal Amerika ini fokus pada transaksi B2C dan C2C. Selain memungkinkan pembelian langsung, ciri khas marketplace online ini terletak pada fitur lelang yang memungkinkan orang-orang menawar barang selama jangka waktu tertentu.

Website ini juga memungkinkan orang membeli dan menjual berbagai jenis produk, termasuk barang elektronik, produk kecantikan, peralatan industri, pakaian, dan perlengkapan olahraga.

Kesimpulan

Setelah membaca artikel ini, Anda pun sudah mempelajari apa itu e-Commerce beserta model bisnis dan jenis-jenisnya.

Meskipun e-Commerce bisa diartikan sebagai segala jenis transaksi elektronik beserta tool dan aktivitas lain yang terkait, istilah ini lebih umum dikenal dalam konteks belanja online. Industri e-Commerce global sendiri diperkirakan akan terus mendatangkan uang secara online bagi pemilik bisnisnya.

Contoh toko online yang sukses antara lain Amazon, Walmart, Alibaba, Wayfair, dan eBay. Sementara itu, e-Commerce memiliki beberapa model bisnis:

  1. Business to consumer (B2C). Pengecer online menjual secara online langsung ke konsumen akhir.
  2. Business to business (B2B). Penjual grosir menjual produk dalam jumlah besar dan dengan harga lebih rendah ke pengecer e-Commerce.
  3. Consumer to business (C2B). Pihak individu menawarkan produk dan layanan kepada perusahaan.
  4. Consumer to consumer (C2C). Pihak individu menawarkan produk dan layanan kepada individu lain, baik melalui pembelian online satu kali atau sistem lelang online.

Toko online juga bisa menjual produk dan layanan, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Konsumen bisa membelinya melalui sistem pembelian satu kali atau berlangganan. Selain itu, kami sudah menjelaskan keuntungan toko online dibandingkan toko fisik:

  • Peluang untuk menjual produk ke pelanggan internasional.
  • Jam buka 24/7.
  • Biaya operasional lebih rendah.
  • Tersedia tool praktis untuk pengelolaan toko yang mudah.
  • Deskripsi produk yang lebih mendetail dan pemasaran yang dipersonalisasi.

Apa pun model yang Anda pilih serta produk atau layanan apa pun yang dijual, jangan lupa untuk memilih platform yang tepat sesuai kebutuhan. Semoga artikel ini bermanfaat dalam membantu Anda memulai sukses secara online, ya. Semoga berhasil!

Pertanyaan Umum seputar Apa Itu e-Commerce

Bagaimana Cara Mulai Bisnis e-Commerce dengan Cepat?

Pada sebagian besar platform E-Commerce, Anda hanya perlu mendaftar dengan alamat email asli dan membeli paket langganan sesuai kebutuhan. Kemudian, Anda bisa menyesuaikan landing page toko dan mencantumkan semua produk yang ingin dijual. Setelah membuat toko online, platform ini akan menangani proses transaksi untuk Anda.

Apa Skill yang Dibutuhkan untuk Bisnis e-Commerce?

Beberapa skill yang diperlukan adalah membaca data analisis web untuk lebih memahami audiens Anda agar bisa membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Pengetahuan tentang SEO, copywriting, dan fotografi produk juga sangat penting untuk meningkatkan campaign pemasaran. Meskipun tidak wajib, Anda mungkin juga perlu skill teknis dasar untuk mengelola toko.

Bisakah Menghasilkan Uang secara Online Tanpa Website?

Ya, Anda bisa memanfaatkan akun media sosial untuk promosi produk dan meminta pelanggan membayar melalui transfer bank. Sayangnya, cara ini sangat tidak praktis dan kurang aman untuk bertransaksi. Sebaiknya cobalah cara lain apabila memungkinkan.

Author
Penulis

Faradilla A.

Faradilla, yang lebih akrab disapa Ninda, adalah Content Marketing Specialist di Hostinger. Ia suka mengikuti tren teknologi, digital marketing, dan belajar bahasa. Melalui tutorial Hostinger ini, Ninda ingin berbagi informasi dan membantu pembaca menyelesaikan masalah yang dialami. Kenali Ninda lebih dekat di LinkedIn.